Media Asuransi, JAKARTA – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance memastikan rencana akuisisi terhadap PT Pertalife Insurance batal dilakukan. Pembatalan ini terjadi setelah adanya ketidaksesuaian harga yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Presiden Direktur Tugu Insurance Adi Permana menjelaskan setiap aksi korporasi yang dilakukan perusahaan selalu melalui proses kajian dan harus mendapatkan persetujuan dari pemegang saham, baik mayoritas maupun minoritas.
|Baca juga: BSI (BRIS) Perluas Akses Kesempatan Kerja untuk Lulusan Fresh Graduate Lewat BiBiT Magang
|Baca juga: RUU BUMN Resmi Jadi UU, DPR Tegaskan Larangan Rangkap Jabatan Menteri dan Wamen
“Apapun aksi korporasi, kita selalu usulkan dan juga atas persetujuan dari pemegang saham, baik yang mayoritas maupun minoritas. Jadi sifatnya sama seperti tadi, kita juga masih lakukan beberapa kajian, dan seandainya ada, pasti kita minta persetujuan RUPS,” ujar Adi, dalam media gathering di Kepulauan Seribu, Senin, 6 Oktober 2025.
Ia menambahkan pihak manajemen terus berkoordinasi dengan pemegang saham utama, termasuk Pertamina selaku pemegang saham mayoritas, untuk memastikan setiap langkah strategis yang diambil sejalan dengan kepentingan bersama.
“Kita tetap koordinasi dengan pemegang saham ultimate kami, karena buat kami, manajemen tugasnya membuat perusahaan lebih bagus. Namun corporate action pasti juga atas persetujuan pemegang saham, bukan manajemen,” katanya.
Terkait rencana akuisisi Pertalife, ia mengungkapkan, proses kajian sempat dilakukan, namun akhirnya tidak berlanjut karena tidak tercapai kesepakatan harga. Namun demikian, dia mengatakan, kajian akusisi terhadap korporasi lain masih akan berlanjut.
|Baca juga: Direktur Keuangan UOB Indonesia Mengundurkan Diri, Begini Penjelasan Manajemen
|Baca juga: Tekan Biaya Klaim, AXA Financial Masih Kaji Skema Pembentukan Dewan Penasihat Medis
“Contohnya, kita juga pernah mengkaji untuk mengakuisisi Pertalife, tapi kalau boleh saya update posisinya, kemarin itu akhirnya terdapat ketidaksesuaian harga sehingga hal tersebut batal dilakukan. Tapi kajiannya (akusisi dengan korporasi lain) jalan terus,” ungkapnya.
Menurutnya keputusan untuk membatalkan akuisisi merupakan hasil dari dinamika internal antara para pemegang saham yang belum menemukan titik sepakat. “Ketika pemegang saham tidak sepakat dengan harga yang ditawarkan, ya sudah, pada akhirnya seperti itu,” tutupnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
