Media Asuransi, JAKARTA – Imbal hasil alias return unitlink pendapatan tetap kembali memberikan kinerja terbaik pada tahun 2021 di tengah kondisi pasar modal Indonesia yang fluktuatif akibat pandemi Covid-19.
Mengutip data dari Infovesta Utama, return Infovesta Fixed Income Unit Linked Index hingga 30 Desember 2021 mencatatkan return sebesar 1,45%, lebih tinggi dibandingkan dengan Infovesta Equity Unit Linked Index dan Infovesta Balanced Unit Linked Index yang masing-masing hanya mencatatkan return 0,97% dan 0,69%.
Pada tahun 2020, unitlink berbasis pendapatan tetap juga menorehkan kinerja lebih baik dibandingkan dengan unitlink berbasis saham dan campuran. Unitlink berbasis pendapatan tetap mencatatkan return sebesar 7,11%, sedangkan unitlink berbasis saham dan campuran masing-masing mencatatkan return negatif sebesar 5,06% dan 0,67%.
Adapun pada periode sebelum pandemi yaitu 2019, unitlink berbasis pendapatan tetap juga mencatatkan return terbesar yaitu mencapai 7,75% atau lebih tinggi dibandingkan dengan return unitlink berbasis campuran dan saham yang masing-masing hanya mencatatkan return 4,51% dan 4,22%.
|Baca juga: Unitlink Masih Jadi Produk Primadona Asuransi Jiwa di Semester I/2021
Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana, mengatakan bahwa instrumen pendapatan tetap memiliki kinerja lebih bagus pada 2019 dan 2020 karena mendapatkan sentimen positif dari tren penurunan suku bunga. “Tapi ada challenge di 2021 untuk fixed income yaitu dari potensi kenaikan suku bunga karena AS tapering terus. Jadi kenapa return pendapatan tetap di 2021 tidak sebesar di 2019 dan 2020 karena ada antisipasi kenaikan suku bunga,” jelasnya kepada Media Asuransi, Selasa, 18 Januari 2022.
Di sisi lain, jelasnya, kinerja saham justru lebih parah lagi pada awal 2021 yang kemudian rebound dan positif di akhir tahun 2021. “Sebetulnya, kinerja unitlink di 2021 untuk fixed income memang kalah dari reksa dana, tapi untuk (unitlink) campuran dan saham masih unggul (ketimbang reksa dana),” jelasnya.
Untuk tahun 2022, Wawan optimistis kondisi pasar modal akan lebih baik sehingga berdampak positif terhadap peningkatan return unitlink. “Kalau tahun ini kita optimistis bahwa akan cukup baik. Pertama, IHSG di tahun ini dengan prospek recovery ekonomi dan sepanjang PPKM tidak ditingkatkan ke level 4 lagi seharusnya output ekonomi tidak akan seturun tahun lalu. Ini bisa jadi driver IHSG ke 7.400-7.500,” tuturnya.
Kedua, tren peningkatan harga komoditas juga berdampak positif bagi pendapatan pemerintah yang diharapkan memacu belanja modal pemerintah dalam rangka pembangunan infrastruktur. “Challenge-nya masih antisipasi tapering. Kita expect suku bunga akan naik, inflasi di AS sudah tinggi. Ekspektasi kami suku bunga naik 2 kali target ke 3,75% dari 3,5%,” ujarnya.
Dengan perkiraan kenaikan suku bunga AS tersebut, Wawan meramalkan return unitlink fixed income bisa mencapai level 4%-5% persen, tetapi bila tidak ada kenaikan suku bunga AS maka return unitlink pendapatan tetap bisa 6%-7%. “Kalau untuk unitlink balance return diperkirakan 7%-8%, sedangkan untuk equity diperkirakan 10%-12%. Sebenarnya ada satu lagi money market tapi agak jarang, target kami 3%-3,5%. Money market ini kebanyakan di deposito sehingga tidak menarik bagi unitlink.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News