Media Asuransi, JAKARTA – Dalam workshop untuk media massa di Jakarta yang diadakan oleh Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Selasa, 12 April 2022, Ketua Departemen R&D dan Pelaporan AAJI, Paul Setio Kartono, memaparkan mengenai sejarah, karakter, dan pengaruh unitlink terhadap industri asuransi di dunia, khususnya di Indonesia.
Paul menjelaskan bahwa produk unitlink pertama kali diperkenalkan dan dijual di Inggris pada sekitar tahun 1960 untuk kemudian menyebar ke seluruh dunia dan memiliki beragam penamaan hingga kini. Hampir di banyak negara di mana unitlink dipasarkan, produk ini memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam tumbuh kembang industri asuransi jiwa.
|Baca juga: Unitlink Masih Mendominasi di 2021
“Melihat data 2020 di Asia, market share produk unitlink masih tinggi. Ini ditunjukkan di Malaysia sebesar 53,2% dan Filipina sebesar 74,0%. Di Indonesia pendapatan premi unitlink selalu meningkat dan tumbuh positif di setiap tahunnya. Pendapatan premi Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi (PAYDI) tahun 2021 sebesar Rp127,7 triliun, tumbuh 6,4% jika dibandingkan dengan tahun 2020. Tahun 2021, PAYDI berkontribusi sekitar 63% terhadap total pendapatan premi industri asuransi jiwa, sementara 37% lainnya berasal dari produk tradisional,” jelas Paul.
Menurutnya, unitlink masih menjadi produk favorit nasabah asuransi jiwa di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia dikarenakan beberapa hal, yang pertama adalah unitlink memberikan manfaat ganda berupa perlindungan dan investasi. Kedua, produk ini memberikan kemudahan akses bagi affluent market yang sebelumnya terhalangi untuk berkecimpung dan merasakan manfaat investasi pasar modal.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News