1
1

Wajib Baca, Ternyata Ini Pentingnya Asuransi Pendidikan untuk Menjamin Masa Depan Anak!

Ilustrasi. | Foto: Allianz Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Asuransi pendidikan merupakan jenis asuransi yang dirancang untuk menjamin ketersediaan biaya pendidikan anak di masa depan dengan memadukan unsur perlindungan jiwa dan investasi.

Tujuan utamanya adalah membantu orang tua mempersiapkan keuangan agar anak tetap dapat melanjutkan pendidikan, termasuk hingga jenjang kuliah, meskipun terjadi risiko pada pencari nafkah seperti meninggal dunia atau cacat total.

|Baca juga: Begini 5 Cara Ngopi Hemat yang Bikin Dompet Tidak Jebol

|Baca juga: Bukan Sepi Pembeli, Ini 5 Kesalahan Keuangan yang Bikin UMKM Bangkrut!

Cara kerjanya, orang tua membayar premi secara berkala kepada perusahaan asuransi. Dana tersebut kemudian dikelola melalui instrumen investasi untuk menghasilkan nilai manfaat. Melansir laman OCBC, Sabtu, 1 November 2025, ada beberapa risiko finansial yang akan kamu hadapi jika tidak punya asuransi pendidikan anak. Berikut penjelasannya:

1. Dana pendidikan tidak siap saat dibutuhkan

Biaya pendidikan terus naik setiap tahun, sementara penghasilan orang tua belum tentu ikut meningkat. Tanpa asuransi pendidikan, kamu harus mengandalkan tabungan atau pendapatan bulanan untuk membayar biaya sekolah anak. Situasi ini bisa membuat dana tidak mencukupi ketika anak masuk jenjang yang lebih tinggi, seperti SMP, SMA, atau perguruan tinggi. Akibatnya, rencana pendidikan anak tertunda.

2. Rencana pendidikan anak terganggu saat krisis

Kondisi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan akibat PHK, krisis ekonomi, atau penurunan penghasilan bisa langsung mengguncang keuangan keluarga. Tanpa perlindungan dari asuransi pendidikan, dana yang seharusnya digunakan untuk sekolah anak mungkin terpaksa dialihkan untuk kebutuhan mendesak lainnya. Anak pun terancam tidak bisa melanjutkan sekolah sesuai rencana, yang dapat berdampak panjang pada masa depan akademiknya.

|Baca juga: 7 Cara Memilih Deposito Online Terbaik untuk Anak Muda

|Baca juga: Mengenal Asuransi Kesehatan Demi Masa Depan yang Lebih Tenang

3. Tak Ada perlindungan saat orang tua sakit atau meninggal dunia

Asuransi pendidikan berfungsi bukan hanya untuk menyiapkan dana sekolah, tetapi juga memberi perlindungan finansial jika pencari nafkah utama mengalami risiko seperti sakit berat, kecelakaan, atau meninggal dunia. Tanpa asuransi, keluarga akan kehilangan sumber dana utama, dan pendidikan anak bisa menjadi korban. Keberlanjutan masa depan anak pun bergantung pada bantuan keluarga besar atau pinjaman.

4. Terjebak utang demi biaya sekolah

Ketika dana pendidikan tidak tersedia, banyak orang tua akhirnya memilih meminjam uang, baik melalui kartu kredit, pinjaman online, maupun koperasi. Tanpa perencanaan matang, utang bisa menumpuk dan justru membuat kondisi keuangan keluarga semakin berat. Bunga pinjaman yang tinggi membuat pengeluaran membengkak.

5. Kesempatan anak dapat pendidikan terbaik hilang

Tanpa dana yang cukup, kamu bisa saja harus menyesuaikan pilihan sekolah anak dengan kemampuan finansial saat itu, bukan dengan potensi atau minat anak. Akibatnya, kesempatan untuk masuk ke sekolah unggulan atau universitas impian bisa hilang begitu saja. Dalam jangka panjang, hal ini berdampak pada karier dan masa depan anak.

|Baca juga: 4 Tips Jitu Menggunakan Pinjaman Digital dengan Bijak

|Baca juga: Mau Liburan ke Kuala Lumpur? Ini 4 Alasan Terbang via Bandara Subang Jadi Pilihan Cerdas

6. Rasa aman finansial keluarga jadi menurun

Asuransi pendidikan memberikan rasa tenang karena orang tua tahu bahwa dana sekolah anak sudah terlindungi. Tanpa asuransi, kekhawatiran akan masa depan pendidikan anak selalu membayangi. Rasa cemas ini bisa berpengaruh pada pengambilan keputusan finansial keluarga dan membuat orang tua sulit fokus pada hal-hal produktif lainnya.

7. Tidak ada kesiapan menghadapi kenaikan biaya pendidikan

Fakta menunjukkan inflasi biaya pendidikan di Indonesia bisa mencapai lebih dari 10 persen per tahun. Tanpa strategi finansial, keluarga akan kesulitan menyesuaikan diri dengan kenaikan biaya tersebut. Tabungan biasa tidak cukup karena bunga simpanan jauh di bawah tingkat kenaikan biaya sekolah. Akibatnya, kamu terpaksa mengorbankan pos keuangan lain, seperti dana darurat atau tabungan pensiun.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Market Share Perbankan Syariah Mencapai 7,44% dari Aset Perbankan
Next Post AAUI Gelar Indonesia Rendezvous ke-29, Perkuat Sinergi Global dan Dialog Strategis Industri Asuransi dan Reasuransi

Member Login

or