1
1

Waspada, Asuransi Siber Bakal Punya Tantangan di 2024!

Ilustrasi. | Foto: nao.org.uk

Media Asuransi, GLOBAL – Meski asuransi siber diprediksi tumbuh pesat pada 2024, namun konsultan aktuaria OAC Broadstone Group memperkirakan ada pandangan pasar yang bervariasi. Hal itu karena beberapa keprihatinan yang dapat mengakibatkan kerugian besar dan berpotensi untuk diakumulasi.

Menurut laporan Insurance Risk Monitor, di 2023, tercatat pertumbuhan rekor dalam volume bisnis asuransi siber global. Antara 2019 dan 2021, volume premi bruto global untuk asuransi siber tumbuh lebih dari 20 persen setiap tahunnya, dan permintaan diproyeksikan meningkat signifikan setidaknya dalam dekade berikutnya, menurut analis Munich Re.

Dilansir dari laman Reinsurance News, Kamis, 21 Maret 2024, pertumbuhan premi juga diprediksi meningkat, mencapai 25 persen per tahun, seperti yang diproyeksikan oleh S&P.

Permintaan untuk asuransi siber meningkat di hampir semua sektor ekonomi, terutama dari industri yang bergantung pada atau menangani data personal, informasi rahasia, transaksi elektronik, dan layanan daring. Penyedia infrastruktur kritis juga mencari bantuan dari perusahaan asuransi untuk mengurangi risiko atau gangguan setelah serangan siber.

|Baca juga: Berikut Inisiatif Mitra Pinasthika Mustika (MPMX) untuk Pacu Bisnis di 2024

Meskipun lingkungan peringkat tetap kompetitif, namun persaingannya pada tingkat yang sehat, dan tarif saat ini secara umum memadai untuk memberikan keuntungan underwriting, menurut tim konsultasi non-hidup OAC.

Namun, pengecualian untuk serangan siber yang didukung oleh negara dalam kebijakan siber mandiri yang diperkenalkan pada Agustus 2022 telah menyebabkan beberapa bisnis meninggalkan Lloyd’s untuk pasar lain. Namun, belum ada bukti perubahan ini secara signifikan meredam peningkatan volume premi secara keseluruhan.

Kemungkinan penilaian kuat telah meningkat karena perubahan ini, karena risiko downside yang signifikan telah dimitigasi tanpa penurunan yang berarti dalam tarif, menurut para ahli. Analisis memperingatkan bahwa ada beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan kerugian besar dan potensi akumulasi jika terjadi peristiwa.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Perdagangan Pagi: IHSG dan Rupiah Kompak Pamer Kekuatan
Next Post OJK Tetapkan Saham PT Dunia Virtual Online Tbk sebagai Efek Syariah

Member Login

or