Media Asuransi, JAKARTA – Survei terbaru HSBC terhadap 600 perusahaan yang beroperasi di Asia Tenggara menunjukkan bahwa “digitalisasi operasional” adalah prioritas utama pebisnis, yang dipilih oleh 42% responden. Diikuti oleh “pertumbuhan di Asia Tenggara” (40%) dan “riset dan pengembangan” (37%).
Investasi digital juga merupakan strategi bisnis utama bagi perusahaan di Indonesia, sebelum melakukan ekspansi ke pasar-pasar baru di ASEAN. Hampir sembilan dari 10 (89%) memperkirakan perdagangan intra-ASEAN akan meningkat pada tahun 2024, dengan 32% memperkirakan peningkatan lebih dari 30%.
Survei tersebut juga menemukan bahwa delapan dari 10 (81%) perusahaan di Indonesia berencana untuk berinvestasi lebih banyak di ASEAN. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan 52% yang berniat meningkatkan investasinya di luar ASEAN.
Meskipun demikian, ketidakpastian makroekonomi, perubahan peraturan dan kebijakan yang cepat merupakan hambatan utama bagi perusahaan Indonesia yang ingin berekspansi ke pasar baru di ASEAN, dengan 2 dari 3 mengatakan bahwa strategi utama untuk mengatasi hambatan ekspansi adalah kemudahan melakukan dan menerima pembayaran – yang menggarisbawahi pentingnya dukungan dan petunjuk dari mitra perbankan.
|Baca juga: Digitalisasi UMKM Tingkatkan Kapitalisasi Bonus Demografi
Riko Tasmaya, Managing Director, Wholesale Banking HSBC Indonesia menjelaskan, adopsi digital yang cepat di ASEAN berarti dunia usaha semakin membutuhkan mitra perbankan digital yang mampu untuk mendukung pertumbuhan mereka. «Perusahaan menginginkan solusi perdagangan dan pembayaran yang nyaman dan mudah digunakan, sehingga dapat memberikan lebih banyak waktu bagi pebisnis untuk fokus pada strategi dan ekspansi,” katanya dalam keterangan resmi dikutip, Kamis, 28 Maret 2024.
Tidak hanya itu, sambung dia, mitra perbankan harus sepenuhnya memahami peraturan dan budaya yang berbeda, serta menggunakan keahlian yang mumpuni untuk merumuskan solusi yang optimal, selain juga mampu memenuhi kebutuhan mendasar strategi pertumbuhan lintas negara untuk memastikan keberhasilan ekspansi bisnis, baik itu di ASEAN atau di sekitarnya.
Berbekal pengalaman 140 tahun di Indonesia, HSBC berada di garis depan dalam mendorong transformasi digital, menawarkan serangkaian solusi pembiayaan dan perbankan digital seperti TradePay dan Omni Collect, memberikan klien lebih banyak waktu untuk fokus pada prioritas bisnis dan memperkuat ekspansi di ASEAN dan sekitarnya.
Terkait hal itu, HSBC mengumumkan ASEAN Growth Fund senilai US$1 miliar untuk mengakselerasi ekspansi perusahaan digital di kawasan ASEAN yang tumbuh pesat.
ASEAN Growth Fund tersebut ditujukan untuk menangkap pertumbuhan perekonomian digital di Asia Tenggara dengan pertumbuhan yang paling cepat di dunia dengan nilai pasar mencapai US$218 miliar pada tahun 2023 dan diperkirakan akan tumbuh menembus US$600 miliar pada akhir dekade ini – dengan tingkat pertumbuhan rata-rata (CAGR) sebesar 16%.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News