Media Asuransi, JAKARTA – Sejumlah perusahaan di China mesti mengatur ulang strategi imbas dari perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara itu. Pemerintah China baru saja mengumumkan pertumbuhan ekonomi tahunan year-on-year (yoy) kuartal II/2024 yang hanya tumbuh 4,7%, merosot dari pertumbuhan ekonomi era sebelumnya.
Menanggapi perubahan situasi ekonomi ini, pusat riset IMD (The Internasional Institute of Management and Development) di Shenzen, China, merilis hasil riset Indikator Transformasi Perusahaan China 2024 (China Company Transformation Indicator/ CCTI) guna mengetahui seberapa baik perusahaan di China menghadapi gelombang perlambatan ekonomi ini.
|Baca juga: China Pertahankan Posisi Kedua Terbesar dalam Pendanaan Venture Capital (VC)
Sebab, saat ini perusahaan China tak lagi bisa sekedar memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi dua digit seperti di era 1990-an. Perusahaan mesti berpikir lebih keras untuk menemukan sumber pertumbuhan bisnis baru dengan memperbaiki fundamental dan ketahanan bisnis, pintar mencari dan memanfaatkan peluang, serta berinovasi untuk mendapat mesin pertumbuhan selanjutnya.
“Berbeda dengan perusahaan multinasional asing yang biasanya telah mengalami beberapa kali transformasi signifikan. Sebagian besar perusahaan China baru mengalami perubahan besar-besaran seperti saat ini untuk pertama kalinya,” jelas Direktur Riset CCTI IMD, Mark Greeven, dalam riset dikutip, Rabu, 17 Juli 2024.
Riset IMD CCTI kedua tahun 2024 melakukan analisis komprehensif terhadap sejumlah perusahaan China di sektor Kendaraan dengan Energi Terbarukan, Material Baru, dan Makanan dan Minuman yang berhasil melakukan transformasi dan menjaga pertumbuhan bisnis sehingga siap menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi China. Sebelumnya pada awal tahun, IMD telah merilis laporan CCTI pertama pada awal tahun untuk sektor Teknologi, Otomotif, Farmasi, dan Pakaian.
Berdasarkan analisis terhadap sejumlah perusahaan di China, IMD mengidentifikasi lima kunci keberhasilan sejumlah perusahaan yang berhasil tetap unggul menghadapi gelombang perubahan ekonomi negara itu:
|Baca juga: Startup China Dapat Kucuran Pendanaan US$2,6 Miliar selama Januari 2024
Pertama, inovasi, riset, dan pengembangan. Berdasarkan riset CCTI, perusahaan yang selalu berinovasi berhasil menjadi pemimpin pasar di berbagai industri. Perusahaan yang inovatif sangat fleksibel merespons perubahan situasi pasar yang menjadi kunci keberhasilan bisnis mereka saat ini dan di masa depan.
Kedua, interaksi pelanggan. Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan menjadi faktor kunci agar perusahaan bisa mempertahankan keunggulan kompetitif menghadapi perubahan pasar. Pemanfaatan platform media sosial dan e-commerce membantu interaksi dengan pelanggan, promosi produk, dan mengumpulkan wawasan untuk memahami kebutuhan konsumen.
Ketiga, diversifikasi bisnis. Perusahaan yang melakukan diversifikasi produk dan ekspansi pasar menunjukkan ketahanan dan bisa lebih beradaptasi menghadapi fluktuasi.
Keempat, kebijakan pemerintah China. Perusahaan yang berhasil selaras dan memanfaatkan peluang dari kebijakan dan inisiatif pemerintah China, terbukti berhasil meraup keuntungan, terutama di sektor kendaraan dengan energi terbarukan.
Kelima, fokus pada ESG. Memperhatikan faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola menjadi kunci kesuksesan jangka panjang dan daya tarik bagi para investor. Meski saat ini, MNC asing masih lebih unggul soal ESG ketimbang perusahaan lokal China.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News