Media Asuransi, JAKARTA – Dekan ABDI dan Profesor Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Indonesia, Bambang Brojonegoro, mengatakan bahwa di tengah ketidakpastian global, perekonomian Indonesia menghadapi berbagai tekanan. Menurutnya tekanan itu mulai dari fluktuasi pasar, perubahan tarif perdagangan, hingga arah kebijakan ekonomi dunia yang sulit diprediksi.
|Baca juga: Investasi yang Masuk ke RI Belum Sepenuhnya Berdampak terhadap Penciptaan Lapangan Kerja, Kenapa?
“Sekitar 90 persen dari tarif perdagangan dunia saat ini masih bersifat general tariff dan dampaknya belum sepenuhnya bisa diprediksi. Data dari Amerika menunjukkan penerapan tarif justru dapat berdampak balik pada ekonominya sendiri. Ini menggambarkan bahwa arah kebijakan global semakin sulit dipetakan,” kata Bambang Brojonegoro dalam sesi Wealth Class di Wealth Wisdom 2025 Jakarta, yang mengangkat tema “Indonesia’s Resilience: Navigating Economic Turbulence with Agility”, 8 Oktober 2025.
Lebih lanjut dia jelaskan bahwa investasi yang masuk ke Indonesia belum sepenuhnya berdampak pada penciptaan lapangan kerja. karena sebagian besar masih bersifat padat modal. Menurutnya, tantangan ke depan bukan hanya menjaga pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memastikan perluasan kesempatan kerja. Dalam situasi seperti ini, penguatan industri domestik menjadi penting agar ekonomi nasional tetap tangguh menghadapi arus impor dan perubahan global yang cepat.
|Baca juga: Airlangga Beberkan Sejumlah Strategi Pemerintah untuk Perkuat Ekosistem Syariah RI
Meskipun tantangan global masih besar, Bambang menyebut sejumlah sektor tetap menunjukkan potensi tinggi. Sektor transportasi dan pergudangan tumbuh pesat seiring peningkatan perdagangan dan logistik.
Sementara sektor jasa perusahaan dan jasa lainnya terdorong oleh penerapan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang meningkatkan efisiensi bisnis. Sektor informasi dan komunikasi juga menunjukkan prospek cerah berkat meningkatnya kebutuhan layanan digital. Sedangkan sektor perdagangan terus tumbuh berkat ekspansi pasar daring dan naiknya konsumsi masyarakat.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News