1
1

Dampak Perang Rusia-Ukraina, Harga Batu Bara Diprediksi Terus Naik

Media Asuransi, JAKARTA – Akibat perang antara Rusia dan Ukraina, Indonesia juga terkena dampaknya. Salah satunya adalah harga minyak mentah dunia, terutama Brent, yang melonjak dan sempat menyentuh level tertinggi. Di sisi lain, harga batu bara juga terus meningkat yang dapat menguntungkan bagi Indonesia.

Rally harga batubara belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Sepanjang Februari, harga batu bara sudah menguat sebesar 38,22 persen secara month on month (mom). Kini memasuki Maret, harga batu bara kembali tancap gas dengan menyentuh level US$ 446 per ton. Bahkan, jika dihitung secara year to date (ytd), harga batubara telah menguat hingga 233,83 persen.

Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara Indonesia (ASPEBINDO), Anggawira, mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan harga batu bara bisa terus melejit dengan meningkatnya permintaan namun stok masih terbatas.

|Baca juga: KIP dan ASPEBINDO Berkolaborasi Amankan Pasokan Batu Bara Dalam Negeri

“Akibat perang Rusia-Ukraina, apabila pasokan gas alam dan minyak dari Rusia terputus masih terputus, maka pemanfaatan kembali energi fosil, termasuk batu bara berpotensi membesar. Ini akan meningkatkan permintaan di tengah ketatnya pasokan batu bara di tingkat global,” ujar Anggawira dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Selasa, 8 Maret 2022.

Dia jelaskan, Rusia adalah salah satu produsen minyak dan gas alam utama dan terbesar di dunia. Ekspor dua komoditas energi itu mewakili setengah dari penjualan luar negeri negara itu. Rusia, yang sekarang sedang terlibat dalam perang sengit di Ukraina, menyediakan sekitar 40 persen gas alam Eropa.

“Saya rasa penguatan harga batu bara juga di akibat musim dingin yang berkepanjangan di negara yang memiliki 4 musim, baik di Asia, Asia Tengah, Eropa, Amerika. Hal ini yang juga membuat permintaan batu bara semakin meningkat,” ungkap Anggawira.

Lebih lanjut Ketua Umum ASPEBINDO ini menjelaskan bahwa dengan prediksi produksi minyak mentah dunia yang stagnan sedangkan harga di atas US$ 100 per barel dan harga gas alam yang juga masih tinggi, orang-orang akan beralih ke batu bara. “Peluang ini sangat baik untuk para pemasok batu bara di Indonesia. Namun banyak hal-hal yang perlu dicermati bukan hanya semata-mata tergiur dengan terus meningkatnya harga batu bara,” katanya.

Anggawira juga menyampaikan perlunya ada strategi, bukan hanya dari para pemasok batu bara namun juga dari pemerintah, agar para pemasok tidak tergiur untuk melalukan ekspor batu bara namun juga perlu memperhatikan kebutuhan batu bara di dalam negeri.

“Kita harus bisa memaksimalkan peluang ini, namun juga harus berhati-hati, agar langkah yang di ambil oleh pemasok batu bara tidak membawa Indonesia menghadapi dampak negatif dan juga tidak mengakibatkan inflasi,” tutur Anggawira.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post 4 Saham Menu Trading Hari Ini 8 Maret 2022  
Next Post Dibayangi Sentimen Negatif, Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Berpotensi Tertekan

Member Login

or