Media Asuransi, JAKARTA – OYO, platform akomodasi global terkemuka di dunia, baru saja mengumumkan penghasilan setelah pajak atau EBITDA pada periode semester kedua tahun buku 2022-2023.
OYO diperkirakan akan mencatat kenaikan hingga 3 kali lipat atau senilai US$24 juta, dan menandai tahun ini menjadi tahun finansial pertama dengan profitabilitas EBITDA yang disesuaikan.
Pengajuan kepada Security and Exchange Board of India atau SEBI ini juga menjadi bentuk komitmen OYO dalam memperbaharui dokumen penawaran atau Draft Red Herring Prospectus (DRHP) yang telah mencatat laba bersih semester pertama sebesar US$8,3 juta.
Kenaikan laba bersih ini, diperoleh dari pengurangan biaya seperti efisiensi operasional, serta pertumbuhan pada bisnis perhotelan, serta profitabilitas operasional yang berkelanjutan. Marjin laba kotor juga diperkirakan akan tetap stabil di angka 41 persen pada tahun buku 2022-2023.
|Baca juga: Riset OYO Travelopedia 2022: Tren Wisata Pascapandemi
Pada semester kedua tahun buku 2023, pendapatan diperkirakan akan mencapai angka US$370 juta dolar, yang turut menandai peningkatan year on year sebesar 15 persen jika dibandingkan dengan periode tahun lalu. Jika dibandingkan dengan tahun buku sebelumnya, peningkatan bisnis akomodasi perusahaan juga mengalami kenaikan sebesar 75 persen pada pendapatan bulanan atau yang sering disebut Gross Booking Value (GBV) pada tiap patron atau mitra bisnis setiap bulannya. Seperti di India, GBV tiap akomodasi mengalami peningkatan dan mencapai angka US$4.560 pada bulan Desember 2022. Angka ini naik sebesar 176 persen jika dibandingkan bulan Januari yang hanya mencapai angka US$1.651.
Secara keseluruhan, pada tahun buku 2023, GBV diperkirakan akan naik sebanyak 23 persen jika dibandingkan tahun lalu atau lebih dari US$1.315 juta dengan kontribusi tertinggi dari bisnis akomodasi.
Baru-baru ini, sebuah tweet dari Ritesh Agarwal, Founder and Group CEO OYO mengatakan di India, dalam kurun 5 tahun terakhir, OYO mencatat rekor 450.000 lebih pesanan pada momentum malam tahun baru, dengan pemesanan terbanyak per-properti, per-hari.
OYO berupaya menambah jumlah tim Business Development, yang akan dikombinasikan dengan kecanggihan teknologi seperti OYO360 yang diharapkan akan membantu peningkatan 15 persen pada jumlah properti di semester kedua tahun buku 2023. Hal ini mungkin tidak dirasakan pada bisnis OYO Vacation Homes, yang menunjukkan penurunan hingga 8 persen pendapatan bulanan per properti, hal ini dikarenakan gejolak dan implikasi geo-politik di pasar Eropa.
Secara keseluruhan, biaya operasional OYO akan berkurang sebanyak 13 persen. Menurut data terakhir dari pendapatan semester pertama pada tahun buku 2023, biaya karyawan dan pembayaran berbasis saham menjadi komponen biaya paling besar yaitu 18 persen dari total pendapatan, dilanjutkan dengan biaya pemasaran sebesar 14 persen, dan biaya administrasi dan umum sebesar 7 persen. Pembaharuan yang diumumkan pada momen townhall baru-baru ini, menunjukkan bahwa OYO telah mengambil langkah penghematan biaya, serta menjaga arus keuangan yang sehat di tahun yang akan datang.
Menurut laporan IPO terbarunya, OYO menyatakan akan mengajukan kembali permohonan pencatatan saham publik atau DRHP kepada regulator pasar saham SEBI di pertengahan bulan Februari 2023. OYO juga mengindikasikan bahwa proses pengajuan ulang dokumen komprehensif ini akan memakan waktu 2-3 bulan. Tercatat pengajuan terakhir yang OYO lakukan adalah laporan keuangan yang diperbaharui pada semester pertama pada tahun buku 2022-2023.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News