Media Asuransi, JAKARTA – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) meluncurkan HIPMI Syariah dalam rangka mengakomodir para pengusaha muda yang memiliki semangat Halal Entrepreneur agar berkolaborasi untuk memajukan Industri Halal di Indonesia.
Dalam webinar HIPMI Syariah, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno, mengajak seluruh komponen bangsa untuk terlibat dalam 3 hal yang akan meningkatkan skala industri halal Indonesia.
“Fokus tingkatkan ekspor produk halal Indonesia, substitusi produk halal impor dengan produk halal domestik, dan tingkatkan investasi asing di sektor industri halal nasional. Semoga hal ini bisa segera dicapai dengan lahirnya HIPMI Syariah ini. Selamat dan sukses atas terbentuknya HIPMI Syariah. Semoga HIPMI Syariah dapat melaksanakan 3G, yaitu GERCEP (Gerak Cepat), GEBER (Gerak Bersama), dan GASPOL (Garap Semua Potensi Online) agar kita bisa mengambil peluang menjadi pemenang,” kata Sandiaga pada webinar yang dilaksanakan pada Senin, 14 Februari 2022.
Ketua BPP HIPMI Bidang Keuangan dan Perbankan, Anggawira, menyebutkan bahwa kehadiran HIPMI Syariah adalah sesuatu yang baru di HIPMI. Semangat ekonomi syariah yang sejak dulu ada di HIPMI kini ada vehicle resminya.
|Baca juga: Gen X dan Milenial Jadi Penggerak Utama Pasar Makanan Halal di Indonesia
“HIPMI Syariah ini adalah langkah konkrit BPP HIPMI dalam menjalankan misi besarnya mencetak pengusaha-pengusaha muda yang unggul di seluruh Indonesia. Meningkatnya kesadaran masyarakat terkait bisnis halal sudah selayaknya disambut dengan lahirnya HIPMI Syariah ini,” ujar Anggawira.
Ketua HIPMI Syariah, Ibnu Riyanto, menyampaikan bahwa HIPMI Syariah akan mengkampanyekan Sistem Ekonomi Syariah yang memberikan manfaat bagi seluruh manusia. Sebagai sistem ekonomi yang mensyaratkan pengendalian harta di masyarakat, sesuai dengan prinsip keadilan.
“HIPMI Syariah berkomitmen menjadi corong dari syiar ekonomi syariah di kalangan pengusaha muda. Sebagai langkah konkritnya, HIPMI Syariah akan roadshow ke berbagai daerah terkait literasi dan manfaat keuangan syariah bersama Pak Wakil Presiden dan tokoh-tokoh lainnya. Melakukan kolaborasi dengan pembiayaan perbankan dan fintech syariah. Pendampingan terkait sertifikasi halal serta membuat event konkrit di daerah,” kata Ibnu.
Ary Ginanjar Agustian menyampaikan, Indonesia hanya menempati 5,3% pangsa pasar keuangan syariah terhadap industri perbankan. Kesadaran akan pentingnya seorang pengusaha muda yang proekonomi syariah harus memiliki leadership sangatlah penting.
“Nilai aset ekonomi Syariah Indonesia hanya sebesar US$3 miliar. Solusi dari persoalan tersebut adalah, peran leadership system sebagai penentu dan values yang harus selalu ditanamkan di dalam hati masyarakat khususnya pengusaha muda di Indonesia,” ujar Founder ESQ tersebut.
Taqy Malik menyampaikan bahwa dengan modal atau tanpa modal, kita bisa menjadi seorang pengusaha, terutama di era digital saat ini.
“Banyak peluang terbuka lebar. Kunci menjadi pengusaha adalah kemauan. Seperti pada zaman Rasulullah beliau-beliau mencari nafkah melalui berdagang, mereka sangat kaya dan juga melakukan dakwah menyiarkan kebaikan-kebaikan islam,” ujar pendakwah yang juga pebisnis tersebut.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News