1
1

SCG Catat Kinerja Positif di Semester I/2025

SCG merupakan perusahaan produsen semen yang berbasis di Thailand dan memulai operasi bisnis di Indonesia sejak 1995. | Foto: scgcbm.id

Media Asuransi, JAKARTA – SCG, perusahaan regional dengan produk utama semen, mengumumkan kinerja operasional yang terus meningkat pada paruh pertama tahun 2025. EBITDA perseroan sebesar Rp15,45 triliun (US$904 juta), naik 21 persen dibandingkan paruh kedua 2024.

Pencapaian ini didorong oleh penyesuaian di seluruh unit bisnis, termasuk restrukturisasi portofolio investasi serta penyesuaian bisnis. Memasuki paruh kedua 2025, SCG memperkirakan lanskap ekonomi di kawasan ASEAN maupun global akan tetap penuh tantangan.

Saat ini perusahaan memperkuat operasional bisnis melalui optimalisasi regional di seluruh basis produksi di ASEAN, efisiensi biaya, serta memperluas pengembangan Smart Value, produk dan layanan High-Value Added (HVA), dan Green Products guna meraih peluang di pasar. Di Indonesia, yang merupakan pasar strategis utama perusahaan, SCG terus mendorong pengembangan infrastruktur, inisiatif keberlanjutan, dan pengembangan talenta sebagai bagian dari komitmen jangka panjangnya.

|Baca juga: SCG Raih 5 Sertifikasi Green Label Indonesia

President dan CEO SCG, Thammasak Sethaudom, mengatakan bahwa peningkatan kinerja ini didorong oleh penyesuaian portofolio investasi. “Juga penghentian bisnis yang kurang menguntungkan, serta inisiatif manajemen untuk meningkatkan efisiensi operasional di seluruh unit bisnis,” katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Kamis, 14 Agustus 2025.

Secara khusus, bisnis Cement and Building Materials berhasil mengelola biaya secara efektif, bisnis Packaging (SCGP) sukses mengoptimalkan perencanaan produksi, melakukan pengelolaan biaya bahan baku kertas bekas secara efisien, serta memanfaatkan teknologi dan AI untuk meningkatkan efisiensi biaya, sementara bisnis Chemicals (SCGC) menunjukkan pemulihan secara bertahap. Selisih harga produk kimia (gap) mulai sedikit membaik seiring penurunan harga minyak mentah. Selain itu, SCG juga terus memperoleh pendapatan dividen berulang.”

Di kuartal II/2025, modal kerja SCG dikelola secara efisien, turun sebesar Rp3,89 triliun (US$220 juta) dibandingkan kuartal I/2025. Kas yang dimiliki pada akhir kuartal II/2025 tercatat sebesar Rp23,20 triliun (US$1,36 juta).

|Baca juga: SCG Hadirkan Solusi Inovatif untuk Percepat Transformasi Logistik Hijau

Pada paruh pertama 2025, SCG membukukan pendapatan Rp126,89 triliun (US$7,43 juta) dan laba bersih Rp9,39 triliun (US$550 juta). Jika tidak memasukkan pos luar biasa terkait restrukturisasi bisnis, laba bersih mencapai Rp27,1 triliun (US$1,66 juta).

Per Juni 2025, total aset SCG tercatat Rp460,21 triliun (US$ 26,03 juta), dengan aset di kawasan ASEAN (di luar Thailand) mencapai Rp185,46 triliun (US$10,49 juta) atau setara 40 persen dari total aset konsolidasi SCG.

Di Indonesia, SCG mencatat pendapatan penjualan pada paruh pertama 2025 sebesar Rp8,91 triliun (US$522 juta), tumbuh tujuh persen year on year, terutama didorong oleh pengaruh nilai tukar dari translasi mata uang asing.

Menurut Thammasak, faktor utama yang mendorong keberhasilan SCG pada paruh pertama 2025 adalah efisiensi biaya untuk bersaing dengan produsen global, restrukturisasi operasional dan bisnis, serta perluasan portofolio produk guna memenuhi permintaan di seluruh segmen pasar.

 

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BCA Digital Luncurkan blu 2.0
Next Post Phapros Gencar Lakukan Ekspor di 2025 untuk Dorong Pertumbuhan Pendapatan

Member Login

or