Media Asuransi, JAKARTA – BUMN Pangan melalui Holding BUMN Pangan ID Food yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) dan Perum Bulog menjalankan sejumlah langkah untuk menjaga pasokan dan harga pangan. Upaya itu dalam rangka menyambut Ramadan dan Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Idulfitri.
Langkah yang dilakukan ID Food di antaranya melalui peningkatan pendistribusian stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) serta pelaksanaan pasar murah di berbagai provinsi. Sedangkan Bulog menjaga ketersediaan stok beras yang cukup hingga Idulfitri.
|Baca: Sambut Momen Mudik Lebaran, SEVA Luncurkan Kampanye #PasLahirBatin
Mengutip keterangan tertulisnya, Kamis, 21 Maret 2024, Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan mengatakan di tengah momentum Ramadan dan Idulfitri ini ID Food mendorong optimalisasi stok CPP yang dimiliki, khususnya komoditas gula, daging sapi, daging ayam, telur ayam, dan minyak goreng.
“Kita fokus meningkatkan pendistribusian lima komoditas pangan strategis ke berbagai wilayah melalui anak perusahaan dan kantor cabang distribusi yang tersebar di seluruh provinsi. Untuk komoditas gula konsumsi, ID Food melakukan upaya stabilisasi pasokan dan harga melalui produksi sendiri dan pengadaan luar negeri di mana saat ini terdapat 67,5 ribu ton,” ujarnya.
Siapkan paket daging sapi
Sementara itu, terkait komoditas daging sapi, Frans menjelaskan, ID Food melalui PT Berdikari menyiapkan paket daging sapi berbagai varian yang dapat diakses secara luring maupun daring melalui Gerai Daging Berdikari. ID Food juga menjaga stok daging sapi untuk 2024, melalui pengadaan daging beku dan sapi bakalan dari luar.
“Khusus di Ramadan dan jelang Lebaran, Berdikari menyediakan paket daging sapi dalam bentuk parting (bagian-bagian tertentu) dengan harga terjangkau. Upaya ini agar masyarakat bisa punya banyak pilihan dari sisi varian dan harga. Kita tahu daging sapi merupakan salah satu komoditas yang paling banyak dicari jelang Idulfitri,” jelasnya.
Sudah distribusi minyak goreng
Untuk menjaga pasokan minyak goreng, tambahnya, ID Food hingga minggu ketiga Maret telah mendistribusikan minyak goreng sebanyak 6,2 juta liter ke 22 provinsi, yaitu Sumatra Barat sebanyak 1,3 juta liter, Sumatra Utara 962 ribu liter, Lampung 946 ribu liter, DKI Jakarta 709 ribu liter, Bali 560 ribu liter, dan Jawa Barat 557 ribu liter.
Kemudian Riau 440 ribu liter, Sumatra Selatan 221 ribu liter, Jawa Timur 157 ribu liter, Kalimantan Timur 114 ribu liter, DI Yogyakarta 112 ribu liter, dan provinsi lainnya seperti Jawa Tengah, Banten, Kalimantan Barat, Papua, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, NTB, Kep. Bangka Belitung, NTT, Aceh, dan Kalimantan Tengah sebanyak total 160 ribu liter.
|Baca juga: BI Siapkan Rp197,6 Triliun untuk Penuhi Penukaran Uang Rupiah Jelang Lebaran 2024
Khusus untuk menjaga stok saat Ramadan dan Idulfitri, ID Food telah mempersiapkan pasokan minyak goreng sebanyak 5,1 juta liter. Jumlah tersebut untuk didistribusikan pada periode Maret sampai dengan April 2024.
Ia menambahkan pendistribusian minyak goreng ini merupakan kelanjutan dari program tahun sebelumnya yang bertujuan untuk menjaga stabilitas harga minyak goreng di tingkat konsumen. Di momentum HBKN ini pendistribusian minyak goreng dilakukan lebih masif dengan melibatkan anak perusahaan di sektor perdagangan dan distribusi.
“Yaitu PT Rajawali Nusindo, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, dan PT GIEB Indonesia yang memiliki lebih dari 80 cabang distribusi dan perdagangan di seluruh Indonesia,” paparnya.
Program bantuan pangan
Untuk penyaluran CPP komoditas telur dan daging ayam dilakukan melalui program bantuan pangan penanganan stunting yang telah dimulai kembali proses penyalurannya pada 15 Maret 2024 ini. Kick off penyaluran dilakukan di Jawa Barat kepada 1.435 KRS di wilayah Kota Bekasi sebanyak 469 Keluarga Risiko Stunting (KRS), Kota Cimahi 466 KRS, dan Kota Depok 500.
“Selanjutnya, akan dilaksanakan secara bertahap kepada 1.446.089 KRS, di mana untuk Sumatra Utara terdapat 136.738 KRS, Jawa Barat 403.285 KRS, Jawa Tengah 345.514 KRS, Jawa Timur 374.197 KRS, Banten 92.654 KRS, Nusa Tenggara Timur 73.068 KRS, dan Sulawesi Barat 20.633 KRS,” pungkas Frans.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News