Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia melaporkan bahwa posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2025 tercatat sebesar US$150,1 miliar. Jumlahnya meningkat dibandingkan posisi pada akhir Oktober 2025 sebesar US$149,9 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyampaikan bahwa kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Hal itu terjadi di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat.
|Baca juga: Zulhas Sentil Ekonomi RI: Dulu Setara, Kini Kalah dari Malaysia–Thailand
Posisi cadangan devisa pada akhir November 2025 setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” kata Ramdan dalam keterangan resmi yang dikutip Senin, 8 Desember 2025.
|Baca juga: Perbanas Sebut Strategi Dual Track Economy Jadi Kunci Capai Pertumbuhan 8%
Dia jelaskan, Bank Indonesia meyakini ketahanan sektor eksternal akan tetap kuat didukung oleh prospek ekspor yang tetap terjaga, serta arus masuk penanaman modal asing yang diprakirakan terus berlanjut sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik dan imbal hasil investasi yang tetap menarik.
“Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” jelasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
