Media Asuransi, JAKARTA – Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, menyampaikan bahwa pihaknya telah siap menghadapi periode libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru). Kesiapan itu disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Selasa, 21 November 2023.
Pertamina telah mengamankan pasokan BBM dan LPG jelang perayaan Nataru 2024. “Kami pastikan bahwa rata-rata stok kita adalah antara 21 dan 26 hari, untuk menjaga keamanan stok yang kami pastikan Natal dan Tahun Baru ini akan berjalan dengan lancar,” kata Nicke.
Dalam RDP tersebut, Pertamina memaparkan kinerja operasional anak perusahaan, mulai dari kemajuan proyek pembangunan kilang, strategi dan capaian produksi minyak dan gas, penyaluran BBM dan LPG Subsidi hingga kesiapan Pertamina jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2024.
Mengawali pemaparannya, Nicke yang didampingi Chief Executive Officer (CEO) Subholding Refinery & Petrochemical Pertamina, Taufik Aditiyawarman, CEO Subholding Commercial & Trading Pertamina, Riva Siahaan, dan CEO Subholding Upstream, Wiko Migantoro, menyampaikan bahwa Pertamina telah melakukan penyesuaian dengan mengarahkan proyek revitalisasi kilang tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk kilang tetapi juga memproduksi produk green energy seperti petrokimia, gas dan turunannya.
“Kami menyesuaikan sejak dua tahun terakhir. Jadi yang kami prioritaskan adalah kita melakukan revitalisasi. Meningkatkan kualitas kilang yang ada, karena kilang-kilang dibangun sudah cukup lama,” ucap Nicke Widyawati di hadapan Komisi VII DPR RI.
Dia menjabarkan, Refinery Development Master Plan (RDMP) Balongan sudah beroperasi sejak Juni 2022, sehingga kapasitas produksi nasional bertambah 25.000 barel per hari. Saat ini, sedang berjalan RDMP Balikpapan dengan dua milestone yaitu menambah kapasitas kilang 100.000 barel per hari dan meningkatkan kualitas BBM dari standar Euro 2 menjadi Euro 5.
|Baca juga: Pertamina Dukung Penuh Langkah Polda Jateng Ungkap Penimbunan BBM Bersubsidi di Wonogiri
Dalam kaitannya dengan transisi energi, Nicke menjelaskan bahwa Pertamina tengah mengembangkan proyek Green Refinery di Kilang Cilacap, Plaju, dan Dumai. Ditambah dengan Pembangunan Petrochemical Complex di Balongan dan TPPI, serta Hilirisasi Gas di Bintuni dan Bojonegoro.
Nicke Widyawati juga menyampaikan berbagai upaya yang dilakukan Pertamina dalam melakukan pengendalian penyaluran atas BBM dan LPG Subsidi, agar lebih tepat sasaran. Bekerja sama dengan lintas instansi, upaya tersebut berhasil membantu Pertamina dapat melakukan penghematan sebesar 1,3 Juta kilo liter (KL) untuk solar subsidi dan 1,7 juta KL untuk pertalite.
Perihal potensi over kuota BBM dan LPG subsidi, Nicke menjelaskan bahwa hal tersebut dipengaruhi pertumbuhan ekonomi positif nasional. “Dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik ini, ada kemungkinan terjadinya over kuota yaitu untuk solar dan LPG. Walaupun over kuota, serta ada peningkatan dari volume, tetapi dari sisi kebutuhan anggaran sangat aman,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Nicke memaparkan kinerja dan strategi perusahaan dalam meningkatkan produksi migas. Menurutnya, secara garis besar produksi migas Pertamina mengalami pertumbuhan rata-rata 8 persen. Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur. Saat ini, lanjut Nicke, secara keseluruhan Pertamina mengelola 30% blok migas nasional, namun kontribusi dalam produksi migas nasional mencapai 68 %.
“Kami berterima kasih atas dukungan DPR, karena ini merupakan komitmen kita bersama untuk memberikan suplai yang cukup bagi masyarakat hingga akhir tahun yang tinggal satu setengah bulan lagi,” pungkas Nicke.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News