Media Asuransi, GLOBAL – David Barrett, CEO EBC Financial Group (UK) Ltd, baru-baru ini berbagi pandangannya tentang meningkatnya minat pada investasi di Tiongkok dalam sebuah wawancara mendalam dengan Yi Cai. Barrett menjelaskan faktor-faktor yang mendorong investor besar menuju pasar Tiongkok dan memberikan pandangannya tentang masa depan investasi ini.
Dalam beberapa bulan terakhir, terdapat peningkatan minat asing yang signifikan pada saham Tiongkok, didorong oleh investor terkenal. Michael Burry, yang dikenal karena prediksinya dalam ‘The Big Short,’ telah meningkatkan investasinya secara besar-besaran di JD.com dan Alibaba.
Begitu juga, hedge fund milik David Tepper telah banyak berinvestasi di sektor teknologi dan pasar Tiongkok. Minat yang meningkat ini tercermin dalam kinerja Indeks Nasdaq Golden Dragon China, yang melonjak sebesar 14,86% dari 22 April hingga 3 Mei, mencapai kenaikan dua minggu terbesar sejak Januari 2023. Pada 16 Mei, Indeks ini ditutup naik sebesar 2,49%, menandai level tertinggi sejak September 2023.
|Baca juga: Posisi Kewajiban Neto Investasi Internasional Indonesia Q-1 2024 Menurun
Barrett mengaitkan minat baru ini dengan nilai relatif yang ditawarkan oleh pasar Tiongkok. “Indeks Tiongkok telah berjuang sejak krisis yang dipicu oleh sektor properti pada tahun 2021, yang menyebabkan penurunan signifikan dalam investasi langsung asing dan kepercayaan domestik. Namun, hal ini telah menyebabkan perbedaan harga yang ekstrem, menjadikan saham Tiongkok pilihan menarik bagi investor yang berfokus pada nilai,” jelas Barrett dalam keterangan resmi dikutip, Jumat, 7 Juni 2024.
Menurut dia, investor seperti Burry dan Tepper dikenal karena fokus strategis mereka pada portofolio konsentrasi tinggi, dan investasi besar mereka di perusahaan Tiongkok menandakan kepercayaan yang kuat terhadap potensi kenaikan pasar ini.
Prospek Investasi di Tiongkok Ke Depannya
Ke depannya, Barrett tetap optimistis tentang pertumbuhan pasar Tiongkok yang berkelanjutan. “Ada beberapa indikator yang menunjukkan bahwa pemerintah Tiongkok sedang mengambil langkah-langkah efektif untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan memulihkan kepercayaan pasar,” kata Barrett. “Upaya untuk mendukung sektor-sektor ekonomi yang rentan, mendorong investasi domestik, dan menstabilkan lanskap keuangan mulai menunjukkan hasil yang positif.”
Barrett menekankan peran krusial kebijakan domestik dalam menjaga pertumbuhan ini. Kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi risiko terkait properti, mendukung industri semikonduktor, dan mendorong perusahaan milik negara untuk memperkuat posisi keuangan mereka sangat penting.
|Baca juga: Indonesia Membuka Peluang Investasi dari Semua Pihak
“Selain itu, inisiatif untuk meningkatkan pembayaran dividen di antara perusahaan-perusahaan Tiongkok kemungkinan akan menarik lebih banyak investor asing yang mencari hasil di tengah lingkungan suku bunga yang lebih tinggi.”
Sektor Menjanjikan dan Alokasi Aset Global
Barrett menyoroti sektor teknologi sebagai area utama untuk investasi di pasar saham A-share dan Hong Kong. “Perusahaan teknologi Tiongkok berada di garis depan inovasi, dan dengan dukungan besar dari pemerintah, mereka berada dalam posisi yang baik untuk menghadapi tantangan global,” tegas Barrett.
Misalnya, jika Tiongkok menghadapi hambatan dalam membeli semikonduktor, mereka memiliki kemampuan untuk mengembangkannya sendiri. Mengingat margin keuntungan yang mengesankan pada perusahaan seperti NVIDIA, ada insentif kuat bagi perusahaan Tiongkok untuk memproduksi chip yang kompetitif dengan biaya lebih rendah. “Dengan dukungan dan investasi pemerintah yang signifikan, ketahanan dan potensi pertumbuhan di sektor ini sangat besar.”
|Baca juga: Pemerintah Tingkatkan Iklim Investasi dan Daya Saing Nasional
Dia juga mengidentifikasi industri kendaraan listrik (EV) sebagai sektor yang menjanjikan. “Topik EV telah banyak dibahas akhir-akhir ini,” ujar Barrett.
“Namun, masih belum pasti seberapa baik merek-merek Barat akan tampil di Tiongkok, dan sebaliknya, bagaimana merek-merek Tiongkok akan bersaing di pasar global. Meskipun ada tantangan ini, teknologi Tiongkok tetap berada di garis terdepan, dan setiap kemajuan, terutama di tengah ketegangan geopolitik, kemungkinan akan mendukung investasi domestik. Fokus yang meningkat pada inovasi dan pengembangan lokal akan meningkatkan prospek pertumbuhan industri ini.”
Dari perspektif global, Barrett menyarankan strategi alokasi aset yang terdiversifikasi, dan mengingatkan untuk tidak terlalu bergantung pada saham AS. “Meskipun pasar AS telah mengalami pertumbuhan yang signifikan, penting untuk mempertimbangkan peluang di tempat lain, seperti di Tiongkok, di mana valuasi sangat menarik,” jelasnya.
Mengingat lonjakan terbaru pada saham AS, menurutnya, perlu berhati-hati dan melakukan diversifikasi. Komoditas seperti emas tetap menarik sebagai penyimpan nilai dan lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. “Ketika bank sentral terus mengelola likuiditas dan suku bunga, mempertahankan portofolio yang seimbang yang mencakup aset internasional yang undervalued dan komoditas nyata dapat memberikan stabilitas dan potensi pertumbuhan.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News