Media Asuransi, GLOBAL – Para produsen mobil saat ini sedang mencoba mengembangkan bahan kimia baterai alternatif di tengah harga logam yang tinggi dan meningkatnya permintaan kendaraan listrik.
Dilansir dari S&P Market Ingelligence, para produsen mobil mencoba mengganti kobalt dalam baterai dengan tambahan nikel atau dengan menggunakan besi, sambil mendorong batasan pada baterai natrium yang tidak menggunakan litium atau kobalt, untuk mengendalikan kenaikan harga.
Perburuan teknologi baterai alternatif didorong oleh ketatnya pasokan bahan baku dan keinginan di antara beberapa pemerintah untuk mengurangi ketergantungan perdagangan pada China, yang menjadi tuan rumah bagi sebagian besar kilang logam baterai dunia serta produsen sel dan komponen lainnya, menurut Henrique Ribeiro, analis utama baterai dan penyimpanan energi di S&P Global Commodity Insights. Para pakar industri memperingatkan bahwa peralihan ke bahan kimia baterai baru dapat menimbulkan trade-off dalam hal biaya dan kinerja bagi konsumen.
|Baca juga: Peningkatan Signifikan Pada Keuangan China Re di Kuartal I/2023
Banyak bank-bank besar di daratan China mengalami penurunan rasio leverage pada kuartal pertama karena mereka mempercepat pemberian pinjaman untuk mendukung target pertumbuhan pemerintah dan melaporkan imbal hasil ekuitas yang lebih lemah, menurut data S&P Global Market Intelligence. Rasio leverage yang tinggi mengindikasikan bahwa sebuah bank memiliki lebih banyak cadangan modal dan berada dalam posisi yang lebih baik untuk menghadapi krisis keuangan, tetapi juga berarti bahwa bank tersebut memiliki lebih sedikit uang untuk dipinjamkan.
Harga rata-rata yang dibebankan oleh pabrik-pabrik untuk barang-barang mereka turun secara global di bulan Mei untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, menurut JPMorgan Global Manufacturing Purchasing Managers’ Index yang disusun oleh S&P Global. Turunnya permintaan, meningkatnya pasokan, serta biaya energi dan pengiriman yang lebih rendah telah menyebabkan pergeseran kekuatan harga dari penjual ke pembeli dalam beberapa bulan terakhir, menurunkan harga melalui rantai pasokan global.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News