1
1

Bawa Kabar Buruk, IMF Sebut Risiko Stabilitas Keuangan Global Meningkat!

IMF. | Foto: IMF

Media Asuransi, GLOBAL – Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menyebutkan penilaian dasar untuk stabilitas keuangan global menunjukkan risiko telah meningkat. Setidaknya ada dua faktor utama yang menyebabkan kondisi itu terjadi.

Financial Counsellor and Director, Monetary and Capital Markets Department IMF Tobias Adrian mengungkapkan dua faktor utama yang dimaksud pertama tingkat ketidakpastian kebijakan secara keseluruhan telah meningkat. Faktor kedua adalah perkiraan aktivitas ekonomi ke depannya sedikit lebih rendah.

|Baca juga: AdaKami Komitmen Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di Indonesia

|Baca juga: AdaKami Terapkan 2 Prinsip Ini untuk Jaga Penyaluran Dana Lebih Berkualitas

“Jadi, ini adalah kombinasi dari dasar yang lebih rendah dan risiko penurunan yang lebih besar. Izinkan saya menyoroti tiga kerentanan yang mendorong penilaian kami,” kata Adrian, dikutip dari Global Financial Stability Report Press Briefing IMF, Rabu, 23 April 2025.

Pertama adalah tingkat nilai aset berisiko. IMF telah melihat beberapa penyesuaian dalam nilai aset berisiko. Penting untuk melihatnya dalam konteks yang lebih luas dari asal usul IMF. Dan, dalam beberapa tahun terakhir, IMF melihat cukup banyak apresiasi terutama di pasar ekuitas dan di beberapa sektor, seperti teknologi.

Kerentanan kedua adalah tentang transformasi leverage dan jatuh tempo dalam sistem keuangan, khususnya di sektor nonbank, di mana IMF mencermati dengan saksama bagaimana leverage berevolusi. Karena volatilitas pasar meningkat, IMF sudah melihat beberapa derajat deleveraging, tetapi fungsi pasar sejauh ini baik.

|Baca juga: Prediksi IHSG dan 6 Rekomendasi Saham Layak Koleksi Hari Ini

|Baca juga: Bank SMBC Indonesia (BTPN) Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris

“Dengan volatilitas yang lebih tinggi, kami memperkirakan harga aset akan turun, tetapi fungsi penyesuaian harga aset tersebut sangat teratur hingga saat ini,” ucapnya.

Kerentanan ketiga adalah tingkat utang global secara keseluruhan. Dalam dekade terakhir, dan khususnya sejak pandemi pada 2020, tingkat utang sovereign telah meningkat di seluruh dunia. Latar belakang utang yang lebih tinggi dapat berinteraksi dengan stabilitas keuangan dan hal itu khususnya berlaku untuk pasar berkembang dan ekonomi yang belum berkembang.

|Baca juga: Persero Batam Diganjar Peringkat idBBB dengan Prospek Stabil

“Di mana kita tentu telah melihat beberapa pelebaran spread sovereign. Penerbitan tahun ini kuat, tetapi, tentu saja, pengetatan kondisi keuangan yang kita amati dalam tiga minggu terakhir memiliki dampak yang sangat besar pada negara-negara yang lebih rentan,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post AdaKami Terapkan 2 Prinsip Ini untuk Jaga Penyaluran Dana Lebih Berkualitas
Next Post Miris! Banyak Warga India Baru Sadar Butuh Asuransi Setelah Kena Musibah, Ini Dampaknya!

Member Login

or