Media Asuransi, GLOBAL – Dolar Amerika Serikat (US$) menutup tahun terburuknya sejak awal pandemi covid-19. Hal itu terjadi ketika Wall Street meningkatkan taruhan bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada 2024.
Mengutip The Business Times, Selasa, 2 Januari 2024, setelah dikejutkan oleh permulaan yang salah yang menyerukan diakhirinya rezim kenaikan suku bunga The Fed, ukuran greenback menurut Bloomberg anjlok 2,7 persen tahun ini, yang merupakan penurunan tahunan paling tajam bagi mata uang AS sejak 2020.
|Baca: Ini 4 Saham Pilihan untuk Jemput Rejeki di Awal 2024
Sebagian besar penurunan terjadi pada kuartal keempat, karena meningkatnya spekulasi bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakannya tahun depan seiring dengan melambatnya perekonomian AS. Hal ini mengurangi daya tarik dolar AS, karena bank sentral lain mungkin akan mempertahankan suku bunganya lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Pedagang swap kini memperhitungkan penurunan suku bunga The Fed setidaknya 150 basis poin (bps), dan penurunan pertama akan dilakukan pada Maret. Angka tersebut naik kurang dari 100 bps pada pertengahan November 2022 dan dua kali lipat dari perkiraan para pembuat kebijakan pada pertemuan terakhir mereka.
Di antara para pedagang spekulatif, posisi dolar AS menjadi semakin bearish sejak pertemuan The Fed pada Desember.
“Pasar berada pada posisi untuk skenario ‘Goldilocks’ di mana The Fed akan menurunkan suku bunga secukupnya untuk menstimulasi perekonomian tanpa menyalakan kembali tekanan inflasi. Hal ini mendorong kinerja dolar,” kata Ahli Strategi Pendapatan Tetap dan Valuta Asing SEB Amanda Sundstrom.
Sundstrom menambahkan pelemahan dolar kemungkinan bertahan pada 2024. Kondisi itu karena data AS melemah, namun tidak cukup untuk memacu tawaran risk-off (penghindaran risiko) pada aset-aset safe haven seperti greenback.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News