Media Asuransi, GLOBAL – Asosiasi Pengawas Asuransi Internasional atau The International Association of Insurance Supervisors (IAIS) merilis Laporan Pasar Asuransi Global (GIMAR) 2023. Laporan itu menyoroti risiko dan tren utama yang membentuk sektor asuransi global.
Laporan tersebut mengacu pada data yang dikumpulkan dari sekitar 60 grup asuransi internasional terbesar yang mencakup lebih dari 90 persen premi tertulis global.
|Baca: Perusahaan Reasuransi Tradisional Berencana Tawarkan Kapasitas Siber di 2024
Menurut laporan GIMAR yang dikutip dari laman Crowd Fundin Sider, Rabu, 27 Desember 2023 dikatakan skor risiko sistemik agregat untuk sektor asuransi global sedikit menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan masih jauh di bawah skor risiko bank.
Terlepas dari kecukupan modal yang baik dari sektor asuransi, ada sedikit penurunan pada akhir 2022, terutama disebabkan oleh penilaian aset yang lebih rendah di pasar keuangan, kata laporan itu.
Laporan ini berfokus pada dua tema utama, yakni suku bunga, likuiditas, dan risiko kredit dalam lingkungan ekonomi makro yang menantang, dan pergeseran struktural di sektor asuransi jiwa.
Laporan ini menekankan pada peningkatan alokasi modal untuk aset alternatif dan meningkatnya ketergantungan pada reasuransi intensif aset lintas batas. Risiko terkait iklim terus menjadi perhatian yang signifikan, dengan perusahaan asuransi memiliki eksposur yang substansial terhadap aset terkait iklim.
|Baca: 2023, Badai PHK Melanda Industri Asuransi di AS
Eksposur ini, terutama terhadap risiko transisi, menimbulkan tantangan bagi profitabilitas dan manajemen modal perusahaan asuransi. Laporan ini mencatat bahwa peningkatan klaim yang diperkirakan terkait dengan peristiwa bencana alam dapat mengganggu pasar reasuransi.
Kenaikan suku bunga, yang merupakan faktor positif bagi posisi solvabilitas agregat perusahaan asuransi, juga membawa potensi arus kas keluar yang tidak terduga, seperti margin call pada derivatif atau penyerahan polis.
Lanskap digital perkenalkan dinamika baru
Lanskap digital yang terus berkembang memperkenalkan dinamika baru, yang memengaruhi perilaku pemegang polis melalui faktor-faktor seperti media sosial. IAIS menggarisbawahi perlunya pengawas untuk mengintensifkan upaya pemantauan, dengan melakukan pengawasan di luar kantor dan di dalam kantor, analisis sensitivitas, dan stress testing risiko likuiditas.
Meningkatnya risiko kredit, eksposur real estat komersial, dan keterkaitan sektor asuransi dengan bank juga menjadi perhatian utama para pengawas.
Laporan ini menyoroti lintasan pertumbuhan yang berkelanjutan di pasar reasuransi global. Namun, peningkatan signifikan dalam kerugian yang diasuransikan yang disebabkan oleh peristiwa bencana alam telah menekan profitabilitas reasuransi, terutama di Amerika dan Eropa pada 2022.
Ke depan, faktor risiko potensial sektor asuransi termasuk tingkat inflasi tinggi dan berkelanjutan, lapses, posisi kerugian yang belum direalisasi yang signifikan, dan kemungkinan berkurangnya permintaan asuransi karena tekanan pada daya beli rumah tangga. Ketegangan geopolitik juga terus memberikan pengaruh negatif terhadap prospek industri ini.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News