Media Asuransi, GLOBAL – Kanada mengalami kerugian yang diasuransikan melebihi US$3 miliar pada tahun 2023. Sebagian besar disebabkan oleh peristiwa bahaya sekunder.
Hal itu disampaikan oleh CatIQ menyusul adanya badai konvektif yang parah, banjir, dan kebakaran hutan telah menjadi bencana utama di negara ini. Badai itu menjadikan 2023 sebagai tahun yang ditandai dengan banyak bencana yang merugikan.
Perkembangan yang meresahkan ini merupakan pengingat akan meningkatnya ancaman kejadian cuaca ekstrem di Kanada, yang mendorong pemerintah dan industri asuransi untuk mencari solusi efektif guna memitigasi beban keuangan yang semakin meningkat akibat bencana tersebut.
Kebakaran hutan merupakan kontributor utama kerugian ini. Di British Columbia saja, kerugian yang diasuransikan melampaui US$720 juta akibat kebakaran hutan yang merajalela, sehingga perusahaan asuransi harus bergulat dengan dampak finansialnya.
|Baca juga: ASEAN-Kanada Sepakati Pembentukan Kemitraan Strategis dan Perkuat Ketahanan Pangan
Kebakaran hutan juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap angka keseluruhan, dan terdapat peringatan bahwa kerugian akibat peristiwa ini berpotensi mencapai miliaran dolar. Sementara itu, badai musim panas yang melanda Alberta dan padang rumput menyebabkan kerugian asuransi sebesar lebih dari US$300 juta, sehingga semakin memperburuk situasi.
Intact Financial melaporkan kerugian akibat bencana sebesar US$570 juta pada kuartal ketiga tahun 2023, yang mencerminkan beban keuangan besar yang harus ditanggung oleh industri asuransi tahun ini.Nova Scotia menghadapi peristiwa banjir dahsyat yang mengakibatkan kerugian asuransi sebesar lebih dari US$170 juta, yang menambah beban keuangan bagi perusahaan asuransi.
Ketika negara ini bergulat dengan kejadian cuaca ekstrem ini, kebutuhan terhadap ketahanan dan langkah-langkah mitigasi menjadi semakin mendesak. Perkiraan kerugian akibat kebakaran hutan di Kanada, yang berpotensi mencapai miliaran dolar, terus menimbulkan kekhawatiran, menurut Aon. Laporan DBRS menunjukkan bahwa kerugian yang diasuransikan terkait kebakaran hutan pada kuartal ketiga saja bisa mencapai US$1,5 miliar.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News