Media Asuransi, GLOBAL – Kurs dolar Amerika Serikat (US$) kembali menguat pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB) setelah melonjak pada hari sebelumnya. Penguatan didukung oleh peningkatan imbal hasil treasury AS dan pergerakan hati-hati yang membebani Wall Street.
Mengutip The Business Times, Kamis, 4 Januari 2024, perdagangan relatif tenang dengan pasar Jepang tutup untuk hari libur dan investor menunggu rilis data ekonomi penting AS hari ini. Hal itu termasuk risalah pertemuan Federal Reserve di Desember.
Euro terakhir melemah 0,2 persen terhadap dolar pada US$1,092, terendah sejak 19 Desember. Euro melemah 0,95 persen pada Selasa waktu setempat yang merupakan penurunan harian terbesar sejak Juli.
|Baca: Penutupan Ladang Minyak di Libya Buat Harga Minyak Dunia Naik 3%
Hal ini membantu mendorong indeks dolar, yang mengukur mata uang tersebut terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,22 persen menjadi 102,47, melanjutkan kenaikan 0,86 persen pada hari Selasa.
Penurunan inflasi dan kecenderungan dovish dalam pertemuan kebijakan Federal Reserve pada Desember memicu spekulasi penurunan suku bunga AS pada 2024. Akhirnya menjatuhkan greenback dan memicu kenaikan pada treasury dan saham pada November dan Desember. Indeks dolar mencapai level terendah lima bulan di 100,61 pada minggu lalu.
S&P 500 dan Nasdaq Composite ditutup lebih rendah
Tren tersebut gagal berlanjut hingga Tahun Baru, dengan S&P 500 dan Nasdaq Composite ditutup lebih rendah pada sesi perdagangan pertama mereka di 2024. Wall Street terseret oleh saham-saham teknologi besar. Imbal hasil treasury melonjak karena harga turun, meningkatkan daya tarik utang AS dan mendorong dolar lebih tinggi pada Selasa.
“Saya pikir apa yang terjadi pada paruh kedua Desember tidak bisa dibenarkan. Pasar terbawa oleh pandangan pemotongan suku bunga The Fed pada kuartal pertama, yang membuat dolar melemah. Jadi menurut saya pembalikan ini bisa berlangsung lebih lama,” pungkas Kepala Strategi FX Asia RBC Capital Markets Alvin Tan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News