1
1

Lonjakan Kerugian Iklim Jadi Pemantik Perusahaan Asuransi Naikkan Premi

Ilustrasi perubahan iklim ekstrim. | Foto: freepick

Media Asuransi, GLOBAL – Bloomberg Intelligence (BI) mengatakan kenaikan 360 persen pada kerugian yang diasuransikan dalam tiga dekade terakhir akibat meningkatnya frekuensi dan intensitas bencana alam menyebabkan perusahaan asuransi menaikkan premi dan keluar dari area berisiko tinggi.

Pada saat yang sama, risiko transisi yang terkait dengan aset-aset yang mendukung kewajiban ini dikatakan menekan perusahaan asuransi untuk mengurangi cakupan sektor yang menimbulkan polusi dalam portofolio investasi mereka.

Mengutip Reinsurance News, Jumat, 15 Maret 2024, BI memperkirakan, kerugian yang diasuransikan secara global akibat bencana alam pada 2023 mencapai US$118 miliar, jauh di atas rata-rata 2017-2021 sebesar US$97 miliar. Lalu, lebih dari 50 persen dari 20 reasuransi global teratas menahan atau mengurangi eksposur bencana alam mereka dalam pembaruan Januari 2023.

Ini termasuk Allstate yang akan berhenti menulis polis baru di California yang rawan kebakaran hutan, dan AIG yang juga mundur dari bisnis baru di negara bagian tersebut serta akan membatasi asuransi rumah untuk beberapa nasabah di kode pos tertentu di Amerika Serikat (AS).

|Baca juga: Perubahan Iklim 2022 Akibatkan Kerugian US$360 Milliar

Namun, BI mencatat, dalam jangka pendek, mengurangi eksposur bencana alam dapat merugikan perusahaan asuransi. Contoh utamanya adalah AXA XL Reasuransi, yang menaikkan harga 10 persen pada 2023 tetapi akhirnya hanya menerima lima persen lebih sedikit sebagai hasil dari pengurangan eksposur.

Analis ESG BI Grace Osborne mengatakan penetapan harga ulang risiko iklim telah membuat tarif reasuransi bencana properti global naik sebanyak 30 persen pada awal 2024. Kenaikan premi telah meningkatkan rasio kerugian, total kerugian yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi ditambah biaya yang disesuaikan dengan total premi yang diperoleh.

“Meskipun terjadi peningkatan kerugian yang diasuransikan, hanya Allstate dan RenaissanceRe yang mengalami peningkatan rasio kerugian pada 2000-2022. Namun, jika tingkat kenaikan ini terus berlanjut, selera konsumen untuk mengalihkan risiko iklim kepada perusahaan asuransi dapat menurun.

 

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Tidak Ada yang dari Israel, Inilah Negara Asal Kurma yang Dijual di Indonesia
Next Post Survei Aon: Serangan Siber Jadi Risiko Utama Bisnis di India

Member Login

or