Media Asuransi, GLOBAL – Sebuah studi terbaru dari Singlife yang diterbitkan bersama dengan PwC Singapura, menjelaskan tentang kebebasan finansial para pekerja platform di negara tersebut, ditemukan hanya 17% pekerja platform di Singapura yang menganggap diri mereka bebas secara finansial, berbeda dengan 29% rata-rata konsumen Singapura yang dilaporkan dalam studi sebelumnya.
Studi ini mengungkapkan bahwa kurang dari setengah pekerja platform yang disurvei sangat mementingkan kebebasan finansial. Ketika diminta untuk menilai tingkat kebebasan finansial mereka dalam skala 0 (Tidak Bebas Finansial) hingga 100 (Sangat Bebas Finansial), para pekerja platform memberikan nilai rata-rata 50 untuk diri mereka sendiri. Skor ini 10 poin lebih rendah dari nilai rata-rata yang diberikan oleh konsumen Singapura.
Survei ini juga menyoroti kekhawatiran di antara para pekerja platform mengenai ketahanan finansial mereka. Hanya 10% dari peserta yang menyatakan percaya diri dalam mengelola kenaikan biaya dan inflasi secara efektif. Selain itu, hanya 20% yang melaporkan secara konsisten terkait mereka yang mampu menabung sebagian dari pendapatan bulanan mereka setelah menutupi pengeluaran. Perencanaan pensiun masih menjadi prioritas yang rendah, dengan hanya 10% pekerja platform yang mengambil langkah untuk mengamankan masa depan keuangan mereka.
Penelitian Singlife melibatkan sekitar 500 pekerja platform di Singapura, semuanya berusia 18 tahun ke atas. Studi ini juga melibatkan wawancara kualitatif dengan pemilik platform di Singapura, termasuk Deliveroo, Foodpanda, Gojek, dan Grab.
|Baca juga: Singlife Dapatkan Suntikan Modal dari Sumitomo Life
Penelitian ini diinisiasi sebagai tanggapan atas rekomendasi perlindungan sosial bagi pekerja mandiri yang bekerja untuk platform online, yang diterbitkan oleh Komite Penasihat untuk Pekerja Platform di bawah Kementerian Tenaga Kerja Singapura pada tahun 2022. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini mencerminkan metodologi yang digunakan dalam Financial Freedom Index (FFI) Singlife sebelumnya, yang mengeksplorasi aspirasi dan tantangan keuangan di kalangan konsumen di berbagai tingkat pendapatan di tengah meningkatnya inflasi dan biaya hidup.
Baik studi saat ini maupun FFI mengevaluasi kebebasan finansial di enam tema utama: pensiun, pendapatan, pengeluaran dan tabungan, mengelola pengeluaran rutin, menangani kejadian tak terduga, dan berkontribusi kepada masyarakat. Sebanyak 25 indikator yang mencakup tema-tema ini dipertimbangkan dalam studi ini.
“Gig economy mengalami pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan membentuk kembali lanskap ketenagakerjaan. Studi ini sangat tepat waktu karena memberikan wawasan mendalam tentang perspektif dan aspirasi para pekerja platform serta tantangan yang mereka hadapi,” ujar Kepala Inovasi dan Ekosistem Singlife, Varun Mittal, dikutip dari laman Insurance Business.
Mittal juga akan melaporkan temuan-temuan penting lainnya dari laporan Singlife sebagai bagian dari presentasi utama perusahaan di Singapore FinTech Festival pada tanggal 16 November. Dalam perkembangan terbaru lainnya, Singlife telah mengungkapkan suntikan modal yang signifikan dari Sumitomo Life Insurance Company, dengan jumlah investasi baru sebesar SG$179,99 juta.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News