Media Asuransi, JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Nasional (PLN) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) menandatangani letter of intent (Lol) bersama Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dalam rangkaian acara Annual Meeting ke-8 AIIB di Sharm El Seikh, Mesir. Lol ini merupakan bentuk kerja sama untuk mendukung pencapaian transisi energi di Indonesia.
Penandatanganan Lol disaksikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati. Saat memberikan sambutan, Sri mengatakan bahwa Indonesia komitmen tergadap Enhanced NDC pada tahun 2030 dan net-zero emissions pada tahun 2060. “Maka Indonesia perlu mempercepat proses transisi dari energi kotor ke energi baru dan terbarukan. Lol antara AIIB dengan PLN dan SMI akan membantu Indonesia mencapai tujuan tersebut dengan menyediakan kerangka kerja untuk kerja sama di sejumlah bidang,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu, 27 September 2023.
Sri Mulyani juga menyampaikan beberapa poin penting terkait pelaksanaan Lol ini. Pertama, menyediakan dukungan keuangan untuk proses transisi energi Indonesia, termasuk pengembangan jaringan transmisi dan distribusi untuk energi terbarukan; mendukung proyek energi terbarukan dan bahan bakar transisi, serta mempromosikan kendaraan listrik dan infrastruktur pengisian daya.
|Baca juga: Indonesia dan Jepang Sepakati Task Force Transisi Energi
Kedua, mengoperasikan platform negara Energy Transition Mechanism (ETM) Indonesia yang telah dihasilkan dalam masa Presidensi G20 Indonesia 2022, melalui penyediaan pembiayaan jangka panjang yang melengkapi dan terhubung dengan upaya nasional dan multilateral lainnya yang sudah ada, seperti Just Energy Transition Partnership/Platform Transisi Energi yang Adil (JETP) Indonesia.
“Ketiga, menjajaki kolaborasi terkait dengan transisi energi di Indonesia yang mencakup penyiapan proyek, berbagi pengetahuan, pengembangan kapasitas, dan bantuan teknis. Terakhir, membentuk mekanisme penghubung untuk pelaksanaan kerja sama operasional,” kata Sri Mulyani.
Dengan penandatanganan LoI tersebut, maka AIIB berkomitmen untuk menyediakan pembiayaan, bantuan teknis, dan dukungan pengembangan kapasitas yang sangat dibutuhkan untuk mempercepat transisi energi Indonesia, termasuk pembiayaan untuk sistem transmisi di Sumatra, dengan perkiraan biaya US$657 juta untuk tahun 2024-2026 dan tambahan US$213 juta pada tahun 2023. Salah satu unsur penting dalam implementasi LoI tersebut adalah urgensi realisasi pembiayaan dan dimulainya proyek di lapangan oleh semua pihak yang terlibat dalam waktu dekat.
“Hal ini diharapkan akan mampu membantu Indonesia mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi baru, serta meningkatkan lingkungan bagi masyarakat dan berkontribusi pada agenda global perubahan iklim,” pungkas Sri Mulyani.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News