1
1

Kemenkeu: Ekonomi RI Tahan Banting di Tengah Guncangan Global

Direktur Strategi APBN Kementerian Keuangan Wahyu Utomo. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA — Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI  menilai ketahanan fiskal dan stabilitas harga menjadi fondasi utama yang menjaga perekonomian Indonesia tetap solid di tengah tekanan global dan domestik.

Disiplin pengelolaan anggaran serta inflasi yang terkendali dinilai mampu menopang aktivitas ekonomi nasional hingga akhir 2025.

Direktur Strategi APBN Kementerian Keuangan Wahyu Utomo mengatakan, pemerintah secara konsisten menjaga defisit anggaran di bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) serta mempertahankan rasio utang di bawah 60 persen. Kebijakan tersebut dinilai menjadi kunci menjaga keberlanjutan fiskal dan daya tahan ekonomi nasional.

|Baca juga: Bappenas Tegaskan Investasi Infrastruktur Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8%

“Masalah fiskal Indonesia termasuk yang sangat prudent dalam mengelola fiskal. Kita taat terhadap fiscal rule. Defisit selalu dijaga di bawah 3 persen dan utang selalu dijaga di bawah 60 persen. Berbagai histori ini tentu menjadi pembelajaran yang penting,” ujar Wahyu dalam acara Indonesia Economic & Insurance Outlook 2026 Media Asuransi, Senin, 22 Desember 2025.

Selain dari sisi fiskal, stabilitas harga juga menunjukkan kondisi yang terkendali. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan pada November 2025 sebesar 0,17 persen, dengan inflasi tahunan mencapai 2,72 persen dan inflasi tahun kalender berada di level 2,27 persen.

Capaian tersebut mencerminkan pergerakan harga barang dan jasa yang masih berada dalam batas aman menjelang akhir tahun.

Wahyu menyampaikan, kombinasi kebijakan fiskal yang disiplin dan inflasi yang terkendali turut menjaga kinerja perekonomian nasional. Hingga kuartal III/2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,04 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

|Baca juga: Lanskap Perdagangan Digital Kian Terfragmentasi, Ternyata Ini Penyebabnya!

Meski sedikit melambat dibandingkan kuartal II/2025 yang tumbuh 5,12 persen, angka tersebut dinilai masih mencerminkan resiliensi ekonomi di tengah tekanan global.

Di sisi lain, Wahyu mengakui produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia masih berada di kisaran 4.800–4.900 US$. Namun, berbagai indikator kesejahteraan menunjukkan tren perbaikan yang konsisten.

“Kita memang PDB per kapita ada di kisaran 4.800-4.900 US$. Belum sepenuhnya kuat, tapi trennya menunjukkan kemiskinan juga turun, pengangguran turun, kesenjangan ekonomi juga turun. Artinya kita sudah on track pada posisi yang baik. Kita tahan terhadap berbagai guncangan, kita tahan banting,” kata Wahyu.

Menurutnya, perbaikan indikator sosial dan makro tersebut menjadi sinyal bahwa perekonomian Indonesia berada di jalur yang tepat. Dengan fondasi fiskal yang kuat dan stabilitas harga yang terjaga, pemerintah optimistis ekonomi nasional mampu menghadapi dinamika global ke depan.

Editor : Wahyu Widiastuti

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BTN Siapkan Strategi Cashless Hadapi Libur Panjang Awal 2026
Next Post IHSG Menguat ke Level 8.645, Simak 4 Saham yang Direkomendasikan Analis

Member Login

or