Media Asuransi, JAKARTA – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) terus memperkuat komitmennya dalam penerapan prinsip Environmental, Social dan Governance (ESG) sebagai bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan hingga mengejar target Net Zero Emission (NZE) 2060. Salah satu fokus utama perusahaan dalam penerapan ESG adalah melalui inisiatif dekarbonisasi guna mencapai NZE 2060 sebagaimana yang ditargetkan oleh pemerintah.
“Pupuk Kaltim terus bertransformasi dan memperkuat strategi keberlanjutan melalui integrasi prinsip ESG di setiap aspek operasional perusahaan. Kami percaya, keberhasilan tidak hanya diukur dari sisi ekonomi, namun juga bagaimana memberi manfaat bagi lingkungan, memberdayakan masyarakat, serta menerapkan tata kelola yang transparan, akuntabel dan beretika,” kata Senior Vice President Pengembangan & Portofolio Bisnis Pupuk Kaltim, Propan Weber Suhardiyatno, dalam keterangan resmi, Selasa, 20 Mei 2025.
|Baca juga: Pupuk Kaltim Siap Bangun Pabrik Soda Ash Pertama di Indonesia
Propan menyebutkan salah satu program prioritas yang dilakukan Pupuk Kaltim di bidang dekarbonisasi adalah melalui proyek Co-Firing Coal dengan biomassa di pembangkit tenaga uap (boiler) yang dimiliki perusahaan. Co-firing merupakan proses substitusi bahan bakar menggunakan biomassa secara parsial.
Propan menuturkan proyek tersebut dijalankan di boiler batubara milik Pupuk Kaltim yang memiliki kapasitas 220×2 ton per jam. Lewat proyek ini, Pupuk Kaltim memperkirakan dapat mengurangi emisi karbon sebesar 59.000 ton karbon dioksida (CO2) per tahunnya pada 2030.
“Kami memiliki target dekarbonisasi dengan co–firing. Dengan pengurangan lima persen saja batubara, kami dapat mengurangi hingga 59.000 ton emisi CO2 per tahunnya,” ujarnya.
Dia tambahkan, inisiatif lain yang dilakukan Pupuk Kaltim di bidang dekarbonisasi adalah membangun pabrik soda ash yang mengusung konsep ekonomi sirkular dan diproyeksikan dapat menyerap sekitar 174.000 ton CO2 per tahun. Upaya dekarbonisasi turut diperkuat melalui proyek Revamping Pabrik Ammonia Pupuk Kaltim 2 yang akan menurunkan emisi karbon hingga 110.000 ton pada 2030, sekaligus meningkatkan efisiensi energi.
|Baca juga: Produksi NPK Pupuk Kaltim akan Capai 120,4% dari Target
Di sisi lain, perusahaan juga mengadopsi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap dengan target penurunan emisi sebesar 900 ton CO2 pada 2030. Selain itu, mengoperasikan kendaraan listrik untuk keperluan operasional yang ditargetkan mampu mengurangi emisi hingga 110 ton CO2 di tahun yang sama.
Dengan berbagai inisiatif dekarbonisasi itu, Pupuk Kaltim menargetkan mampu mengurangi emisi CO2 hingga 32 persen pada 2030 sesuai dengan Roadmap Dekarbonisasi perusahaan. Sementara itu dalam jangka panjang, Pupuk Kaltim menargetkan dapat mencapai target nol emisi karbon (NZE) di tahun 2060.
“Target penurunan emisi sebesar 32 persen yang diusung Pupuk Kaltim akan dicapai melalui serangkaian program strategis yang fokus pada efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan, serta penerapan ekonomi sirkular di lini produksi. Komitmen ini sejalan dengan target Net Zero Emission yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2060,” kata Propan.
Komitmen Pupuk Kaltim terhadap aspek lingkungan (Environmental) tidak hanya terfokus pada dekarbonisasi di level operasional pabrik, tetapi juga diterapkan secara menyeluruh, yakni pada inovasi produk yang dihasilkan. Salah satu implementasinya adalah pengembangan produk pupuk NPK Pelangi Jos yang ramah lingkungan dan mampu meningkatkan efisiensi pemupukan, sekaligus meminimalkan dampak pencemaran tanah.
|Baca juga: Pupuk Indonesia Gelar Program Tebus Bersama di Madiun
Dengan memanfaatkan mikroba, pupuk ini diformulasikan agar dapat diserap lebih optimal oleh tanaman dan meningkatkan produktivitas pertanian. “Produk tersebut tengah kami kembangkan selama dua tahun terakhir. Berdasarkan hasil uji coba, pupuk ini mampu meningkatkan efisiensi pemupukan hingga 25 persen serta mendorong peningkatan produktivitas pertanian sebesar 15 persen,” ujarnya.
Propan menuturkan, inisiatif Pupuk Kaltim juga melingkupi aspek sosial (Social), salah satunya melalui program Mari Kita Majukan Usaha Rakyat (MAKMUR). Lewat program yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN dan Pupuk Indonesia selaku perusahaan induk, Pupuk Kaltim berupaya menciptakan ekosistem agrikultur yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari penyedia benih, off-taker hingga pihak asuransi dan sumber-sumber permodalan. Melalui program sosial ini, Pupuk Kaltim mendorong produktivitas pertanian yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat ketahanan pangan.
“Pada 2024, program ini berhasil diimplementasikan di hampir 100.819 hektar lahan dan 42.027 petani. Program ini diperkirakan mampu meningkatkan produktivitas pertanian mulai dari 11 persen hingga 67 persen. Program ini akan terus kami lakukan dan tiap tahun terus kami tambah petani yang terlibat dan luas lahan yang dibina,” katanya.
Penerapan prinsip ESG oleh Pupuk Kaltim membuahkan hasil dengan sejumlah prestasi, salah satunya skor ESG Risk Rating sebesar 21,9 dari Sustainalytics. Dengan skor tersebut, Pupuk Kaltim berhasil menempati posisi tiga teratas dari 81 perusahaan untuk kategori agrokimia.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News