Media Asuransi, JAKARTA – Pemerintah tengah bersiap menghadapi lonjakan urbanisasi besar-besaran pada 2045, saat diperkirakan lebih dari 70 persen penduduk Indonesia akan tinggal di kawasan perkotaan.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan perubahan pola hunian ini akan berdampak besar terhadap strategi pembangunan nasional.
|Baca juga: Begini Cara Mengetahui Investasi Saham Sudah Sesuai Syariah atau Belum
|Baca juga: Danantara Bakal Rampingkan 16 Perusahaan Asuransi BUMN, Ini Tujuannya!
“Pada 2045, lebih dari 70 persen penduduk Indonesia akan tinggal di kota. Pergeseran perkotaan ini akan mengubah cara kita merencanakan, membiayai, dan menyediakan infrastruktur,” ujar AHY, dalam Indonesia Economic Prospects, di Jakarta, Senin, 23 Juni 2025.
Menurutnya fokus pemerintah ke depan adalah memastikan pembangunan perumahan selaras dengan transformasi wilayah perkotaan. Ini meliputi pembangunan yang berorientasi transit, pemerataan spasial, serta keterhubungan antara tempat tinggal, akses transportasi, dan lokasi kerja.
AHY juga menekankan pentingnya efisiensi dalam pengelolaan dana pembangunan, serta perlunya sinergi antara investasi publik dan keterlibatan sektor swasta. Ia menyoroti urgensi reformasi kebijakan yang mampu mengakselerasi pembangunan kawasan hunian secara inklusif dan berkelanjutan.
“Itu berarti setiap rupiah harus digunakan lebih bermanfaat. Itu berarti mempercepat reformasi lahan, tidak hanya untuk membuka lahan. Itu berarti membangun dengan lebih baik,” tutur AHY.
Pemerintah, lanjutnya, akan memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah untuk menyusun perangkat perencanaan yang lebih efisien. AHY menyebutkan pendekatan ini akan didukung dengan penyederhanaan regulasi demi mendorong percepatan implementasi di lapangan.
“Pada saat yang sama, kita akan bermitra dengan wali kota dan gubernur. Kita akan mengembangkan perangkat perencanaan dan menyederhanakan peraturan,” ungkapnya.
|Baca juga: Nama Bank Jakarta Jadi Merek Dagang Baru Bank DKI, Berikut Filosofinya
|Baca juga: Pramono Anung: Bank Jakarta Harus Profesional dan Siap IPO
Tak hanya itu, AHY menekankan sektor perumahan bukan sektor tunggal, melainkan ekosistem luas yang bersinggungan dengan sedikitnya 185 subsektor lainnya. Mulai dari industri bahan bangunan dan logistik, hingga keuangan, pertanahan, dan penyediaan air bersih.
Kontribusi sektor ini pun terbilang signifikan. AHY mengungkapkan sektor perumahan menyumbang 10 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), menyerap tujuh persen tenaga kerja nasional, dan berkontribusi delapan persen terhadap pendapatan pajak negara.
Dengan strategi yang tepat, AHY yakin sektor perumahan dinilai berpotensi menciptakan lebih dari 2,3 juta lapangan pekerjaan dan menarik investasi swasta hingga US$2,8 miliar. Ia menekankan angka tersebut menunjukkan besarnya peran sektor ini sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Namun di balik potensi besar itu, AHY mengakui masih ada pekerjaan rumah besar yang harus dituntaskan pemerintah. Ketersediaan hunian layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah masih menjadi tantangan serius.
“Namun, kita harus menghadapi kenyataan pahit. Terlalu banyak orang Indonesia, terutama dalam kelompok berpenghasilan rendah, yang masih belum memiliki perumahan yang aman, terjangkau, dan tahan iklim. Itulah sebabnya, kami berkomitmen untuk menyediakan tiga juta unit perumahan per tahun,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News