Media Asuransi, JAKARTA – Direktur Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Carolyn Turk menyoroti ketangguhan Indonesia dalam menghadapi gejolak perekonomian global.
Dirinya menyebutkan perekonomian global saat ini sedang menghadapi tantangan besar akibat meningkatnya ketegangan perdagangan, ketidakpastian global, serta risiko geopolitik yang semakin tajam, utamanya pada akhir pekan terakhir.
|Baca juga: Rekomendasi Saham Pilihan untuk Cari Cuan saat Geopolitik Kian Memanas
|Baca juga: Nama Bank Jakarta Jadi Merek Dagang Baru Bank DKI, Berikut Filosofinya
Menurut laporan Prospek Ekonomi Global terbaru yang dirilis oleh Bank Dunia, proyeksi pertumbuhan ekonomi global direvisi turun menjadi 2,3 persen pada 2025 dan 2,4 persen di 2026. Untuk pasar negara berkembang, prospek global yang lemah dapat memberikan tekanan pada ekonomi, namun berbeda dengan Indonesia.
“Dalam lingkungan global yang bergejolak, perekonomian Indonesia tetap tangguh dan kami melihat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sedikit lebih rendah dari lima persen, meskipun ada sedikit penurunan konsumsi pemerintah dan perlambatan investasi di tahun ini,” tuturnya, dalam Indonesia Economic Prospects, di Jakarta, Senin, 23 Juni 2025.
|Baca juga: Danantara Bakal Rampingkan 16 Perusahaan Asuransi BUMN, Ini Tujuannya!
Menurutnya pertumbuhan ini melampaui tingkat rata-rata untuk negara berpenghasilan menengah di kawasan Asia-Pasifik secara umum. Hal itu merupakan bukti dari manajemen makroekonomi yang hati-hati dari otoritas fiskal dan moneter Indonesia. Namun terlepas dari itu, Carolyn mengatakan, Indonesia juga bukan negara yang kebal dari tekanan eksternal seperti ketidakpastian global.
“Respons terbaik terhadap ketidakpastian global ini di semua negara, termasuk Indonesia, adalah dengan mempercepat agenda reformasi domestik,” kata Carolyn.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News