Media Asuransi, JAKARTA – Bank Dunia memberikan tiga poin hasil dari analisis dan tinjauan terhadap kerangka kerja strategis pada rencana ambisius Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam pembangunan tiga juga unit rumah setiap tahun.
Direktur Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Carolyn Turk mengatakan ketidakpastian ekonomi global yang berlangsung saat ini diperkirakan terus memberikan risiko penurunan yang signifikan. Untuk menanggapi hal itu, Bank Dunia meminta semua negara termasuk Indonesia agar mempercepat agenda reformasi domestik.
|Baca juga: Investor Diminta Tidak Menyerahkan Sepenuhnya Keputusan Investasi kepada AI
|Baca juga: Rekomendasi Saham Pilihan untuk Cari Cuan saat Geopolitik Kian Memanas
Dirinya menyoroti sebuah agenda yang disoroti oleh Presiden Prabowo dan berfokus pada deregulasi, meningkatkan lingkungan bisnis, menarik investasi swasta, dan memperkuat sumber daya manusia.
Menurutnya, agenda tersebut adalah reformasi struktural yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi dan menciptakan lapangan kerja yang lebih baik, sehingga memberikan manfaat kepada seluruh rakyat Indonesia.
“Salah satu program penting dalam agenda reformasi adalah terkait dengan perumahan dan infrastruktur, dan ada rencana ambisius untuk membangun tiga juta unit rumah setiap tahun,” tuturnya dalam acara Indonesia Economic Prospects di Jakarta, Senin, 23 Juni 2025.
Bank Dunia melalui Carolyn menyampaikan secara singkat tiga temuan yang diperoleh dari analisis yang sudah dilakukan terhadap kerangka kerja pembangunan tersebut.
“Yang pertama adalah bahwa pembangunan perumahan merupakan mesin pertumbuhan,” sebut Carolyn.
Ia melanjutkan, sektor ini akan menyumbang banyaknya 10 persen terhadap PDB Indonesia dan menyediakan tujuh persen dari total lapangan pekerjaan. Pemerintah akan bertindak sebagai penyedia perumahan dan fasilitator perumahan. Artinya, melembagakan reformasi peraturan perumahan, mempercepat program perumahan yang didanai, dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk menarik investasi swasta.
|Baca juga: Pramono Anung: Bank Jakarta Harus Profesional dan Siap IPO
“Poin kedua adalah bahwa kebijakan dan investasi yang dirancang untuk memaksimalkan dampak dari setiap dolar yang dibelanjakan akan mendukung pencapaian target perumahan,” kata Carolyn.
Dengan hal ini, Bank Dunia percaya Indonesia akan dapat menjangkau lebih banyak keluarga dengan solusi perumahan yang tepat serta biaya yang tepat.
Hal ketiga ialah memobilisasi modal swasta yang dibutuhkan. Pemerintah dapat mengadopsi reformasi yang dapat menghilangkan distorsi pasar saat ini dan membangun kepercayaan dengan membantu keluarga untuk menabung, memperbaiki, atau membeli rumah.
“Serta dengan memastikan investor nasional dan asing yang sedang mencari peluang investasi di pasar perumahan mendapat dukungan,” tutup Carolyn.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News