1

BI Beberkan 5 Jurus Jaga Stabilitas Rupiah dan Pertumbuhan Ekonomi RI

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. | Foto: Bank Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmennya untuk memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga stabilitas keuangan nasional.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan strategi ini dilakukan melalui serangkaian langkah konkret mulai dari ekspansi likuiditas hingga penguatan kerja sama internasional.

“Bauran kebijakan ini diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi tanpa mengorbankan stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan,” ujarnya, dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September 2025, di Jakarta, Rabu, 17 September 2025.

|Baca juga: Kredit Perbankan Masih Lesu, BI Siapkan Strategi Dongkrak Pertumbuhan Capai 11% di 2025

Perry memaparkan sedikitnya lima langkah utama yang akan dijalankan BI. Pertama, penguatan strategi operasi moneter pro-market untuk mempercepat transmisi penurunan suku bunga dan pendalaman pasar keuangan.

Langkah ini dilakukan dengan menyesuaikan struktur suku bunga instrumen moneter, meningkatkan likuiditas melalui penurunan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Kedua, stabilisasi nilai tukar rupiah akan terus dijaga melalui intervensi di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) dalam negeri, hingga Non-Deliverable Forward (NDF) di pasar luar negeri.

Ketiga, BI akan memperkuat transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan pendalaman data pada sektor-sektor prioritas. Keempat, percepatan digitalisasi sistem pembayaran, termasuk perluasan kerja sama QRIS Antarnegara dan pengembangan QRIS Tanpa Pindai (TAP), menjadi prioritas dalam mendukung efisiensi transaksi keuangan.

Kelima, kerja sama internasional akan diperluas, baik untuk memperkuat konektivitas sistem pembayaran, penggunaan mata uang lokal, maupun promosi investasi dan perdagangan di sektor prioritas bersama instansi terkait.

|Baca juga: OJK Diramal Restui Relaksasi Pemenuhan Ekuitas Minimum Industri Asuransi di 2026

|Baca juga: Harga Saham MNC Energy (IATA) Fluktuatif Bukan Karena Aksi Korporasi, Lalu Apa?

Selain itu, Perry menegaskan, sinergi kebijakan dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan diperkuat. “Koordinasi ini penting untuk memastikan stabilitas sistem keuangan tetap terjaga di tengah tantangan global,” tegasnya.

Sebagai informasi, Rapat Dewan Gubernur BI 16-17 September 2025 memutuskan menurunkan BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen, suku bunga deposit facility sebesar 50 bps menjadi 3,75 persen, dan lending facility sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kemenpar: Wisata Berkelanjutan Butuh Komitmen Kolektif
IHSG
Next Post BI Rate Turun, IHSG Pecah Rekor

Member Login

or