Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menilai peran kredit perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi perlu terus ditingkatkan. Kredit perbankan pada November 2025 tercatat tumbuh sebesar 7,74 persen (yoy), meningkat dari 7,36 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
“Permintaan kredit terindikasi belum kuat dipengaruhi oleh perilaku wait and see dari pelaku usaha, optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi, serta penurunan suku bunga kredit yang masih lambat,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo, dikutip dari keterangan resminya, Kamis, 18 Desember 2025.
Fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan) pada November 2025 masih besar, yaitu mencapai Rp2.509,4 triliun atau 23,18 persen dari plafon kredit yang tersedia. Sementara dari sisi penawaran, kapasitas pembiayaan bank tetap memadai ditopang oleh rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang meningkat menjadi 29,67 persen.
|Baca juga: Bos BI Kembali Minta Industri Perbankan Turunkan Suku Bunga Lebih Cepat
Kemudian Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 12,03 persen (yoy) pada November 2025. Perkembangan ini turut didorong oleh ekspansi likuiditas moneter dan pelonggaran KLM Bank Indonesia, serta ekspansi keuangan pemerintah termasuk penempatan dana pemerintah pada beberapa bank besar.
Minat penyaluran kredit perbankan umumnya juga masih baik yang tecermin pada persyaratan pemberian kredit (lending requirement) yang semakin longgar, kecuali pada segmen kredit konsumsi dan UMKM akibat peningkatan risiko kredit pada kedua segmen tersebut.
|Baca juga: BTN (BBTN) Bukukan Laba Bersih Rp2,91 Triliun hingga November 2025
|Baca juga: Bos BI Yakin Rupiah Tetap Terkendali Didukung Inflasi Rendah hingga Membaiknya Perekonomian
Kondisi ini memengaruhi pertumbuhan kredit UMKM November 2025 yang terkontraksi sebesar 0,64 persen (yoy). Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit 2025 berada pada batas bawah kisaran 8-11 persen (yoy) dan akan meningkat pada 2026.
“Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan KSSK untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan serta memperbaiki struktur suku bunga,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
