Media Asuransi, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan ke depan BI akan terus bersinergi untuk menjaga rupiah berdaulat. Upaya itu melalui perluasan kerja sama, kemitraan, dan hubungan kelembagaan dengan mitra kerja Pengelolaan Uang Rupiah (PUR) dari pemerintah, asosiasi, dan industri.
“Untuk memperkuat jaringan distribusi serta meningkatkan kualitas layanan kas bagi masyarakat dalam memperoleh uang rupiah layak edar,” kata Perry, dalam Festival Rupiah Berdaulat Indonesia (FERBI) 2025, di Jakarta, akhir pekan lalu.
|Baca juga: QRIS Resmi Bisa Digunakan di Jepang
|Baca juga: FERBI 2025: Rupiah Perkuat Kedaulatan NKRI
Dirinya pun kembali mengajak semua pihak untuk terus memperkuat cinta, bangga, dan paham terhadap rupiah sebagai salah satu buah kemerdekaan yang diperjuangkan para pahlawan bangsa untuk dijaga dan dimaknai. Perry menyebutkan setidaknya ada tiga alasan mengapa perlu cinta, bangga, dan paham rupiah.
Ketiga alasan yang dimaksudkan yakni pertama rupiah adalah mata uang simbol kedaulatan negara, yang harus dijaga dan dihormati, serta menjadi kebanggaan seluruh warga negara Indonesia. Kedua, rupiah menunjukkan identitas dan simbol negara, yang memuat gambar lambang negara Garuda Pancasila serta frasa Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.
“Rupiah adalah jendela Indonesia, di mana melalui desain uang rupiah kita bisa melihat perjalanan sejarah bangsa, serta keragaman budaya dan kekayaan Indonesia,” kata Perry.
|Baca juga: Puan Tetiba Nyanyi Lagu ‘Imagine’ John Lennon di Sidang Bersama yang Dihadiri Prabowo, Ada Apa?
|Baca juga: Gojek Gelorakan Perjuangan Membangun Ekosistem Digital Sambut Kemerdekaan RI
Berangkat dari hal itu, Perry mengajak semua pihak mewujudkan cinta, bangga, dan paham rupiah melalui pertama mencintai rupiah dengan mengenali karakteristik dan desain rupiah, merawat atau memperlakukan rupiah secara tepat, dan menjaga rupiah dari kejahatan uang palsu.
Kedua, menumbuhkan kebanggaan terhadap rupiah, dengan menggunakan rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia, simbol kedaulatan NKRI, dan alat pemersatu bangsa. Ketiga, meningkatkan pemahaman terhadap rupiah, terkait perannya dalam peredaran uang, stabilitas ekonomi, dan fungsinya sebagai alat penyimpan nilai kemampuan.
|Baca juga: Puan Singgung Fenomena Serakahnomic yang Sering Disebut Prabowo
|Baca juga: Prabowo: Tidak Ada Tempat bagi Serakahnomics di Sektor Pangan
“Dengan menggunakan uang rupiah untuk bertransaksi, berbelanja, dan berhemat sesuai kemampuan,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News