Media Asuransi, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto secara resmi menunjuk Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani sebagai Chief Executive Officer (CEO) Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Istana Negara, Jakarta.
Lembaga tersebut nantinya mengelola nilai aset sebesar US$900 miliar. “Saya berharap kehadiran Danantara bisa segera mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan yang nantinya bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia,” kata Prabowo, dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa, 25 Februari 2025.
Presiden berharap hadirnya Danantara ini bisa menjadi modal berharga untuk Indonesia yang akan merayakan HUT Kemerdekaannya yang ke-80 pada Agustus 2025. “Agustus yang akan datang, Indonesia merayakan 80 tahun hari kemerdekaan. Tapi sayangnya hari-hari terbaik Indonesia baru akan terjadi di masa yang akan datang,” ujarnya.
|Baca juga: Pelunasan Haji Dibuka, BSI Siapkan Layanan Optimal untuk 185 Ribu Calon Haji
|Baca juga: OJK Tidak Berikan Estimasi Spesifik tentang Proyeksi Pertumbuhan Aset Kripto di 2025, Kenapa?
Sedangkan Rosan mengaku akan memimpin Danantara dengan sungguh-sungguh. Danantara bakal menjadi badan pengelola investasi nasional (SWF) yang seluruhnya dimiliki oleh negara. Selain Rosan, struktur BPI Danantara didampingi oleh Dony Oskaria yang menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) serta Pandu Sjahrir sebagai Chief Investment Officer (CIO).
Rosan menjelaskan hadirnya Danantara ini memiliki misi besar yakni bagaimana mengoptimalkan dividen dan aset-aset BUMN yang hasilnya diinvestasikan pada proyek-proyek strategis nasional, berjangka panjang, dan berkesinambungan. Hal itu guna mendorong pertumbuhan ekonomi delapan persen sesuai arahan Presiden.
“Total nilai aset kelolaan Danantara memang sangat besar. Tetapi yang lebih besar dan lebih penting adalah misi dan tujuan didirikannya Danantara ini,” kata Rosan.
|Baca juga: Menilik Perubahan Aturan tentang Pajak Kripto PMK 11/2025
|Baca juga: OJK: Investasi di Pasar Modal Tawarkan Keuntungan Dividen dan Capital Gain
Dengan pengelolaan aset sebesar US$900 miliar, Danantara tercatat menjadi salah satu SWF terbesar di dunia. Posisinya setara dengan Temasek dari Singapura, Public Investment Fund (PIF) dari Arab Saudi, dan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) dari Uni Emirat Arab (UEA).
Menurut Rosan, visi dan misi yang menjadi tujuan Danantara ini tercantum pada Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Sedangkan Danantara resmi diluncurkan setelah disahkannya RUU BUMN oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang artinya sudah melalui proses hukum dan demokrasi.
Lebih lanjut, Rosan menyatakan, Danantara ini bukan hanya produk pemerintah, melainkan produk bersama antara pemerintah dan rakyat yang diwakili DPR. Danantara menjadi lembaga yang tunduk kepada banyak produk hukum dan UU yang dibuat secara berlapis-lapis. Kehadirannya juga diawasi oleh paling banyak stakeholders di seluruh Indonesia.
|Baca juga: Kamu Perlu Tahu, Ini Penjelasan Lengkap Apa Itu Asuransi Mobil All Risk!
|Baca juga: Market Share Perbankan Syariah Naik Jadi 7,72%
“Belum lagi struktur manajemen risiko dan pengawasan internal, ditambah lagi dari pihak internasional kita,” pungkas Rosan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News