1
1

Gaptek Bisa Jadi Penghalang, Pelaku UMKM Perempuan Wajib Kuasai AI

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Pemanfaatan teknologi termasuk kecerdasan buatan (AI) semakin penting dalam mendorong produktivitas dan keberlanjutan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Namun, kesenjangan digital di kalangan pelaku usaha perempuan masih menjadi tantangan yang perlu dijawab melalui pelatihan dan pendampingan yang terstruktur.

Isu ini menjadi salah satu perhatian pihak swasta dalam pelaksanaan program SisBerdaya dan DisBerdaya 2025 yang digelar oleh DANA Indonesia dan Ant International. Program tersebut menghadirkan pelatihan hybrid dengan materi mencakup business model canvas, digital payment, strategi pemasaran digital, hingga penggunaan AI dalam operasional bisnis.

|Baca juga: Indef Curiga, Kok Bisa Ekonomi RI Naik tapi Setoran Pajak Malah Jeblok?

|Baca juga: Heboh Ekonomi RI Tumbuh 5,12%! Indef Bongkar Sejumlah Kejanggalan Data BPS di Kuartal II/2025

Kepala Direktorat Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Rony Ukurta Barus menilai pendekatan pemberdayaan berbasis komunitas seperti ini dapat menjawab berbagai tantangan yang dihadapi UMKM, termasuk keterbatasan akses terhadap pelatihan dan teknologi.

“SisBerdaya dan DisBerdaya menunjukkan pendekatan pemberdayaan yang berbasis komunitas dapat menciptakan dampak yang nyata dan terukur,” kata Rony, di Jakarta, Kamis, 7 Agustus 2025.

CEO dan Co-Founder DANA Indonesia Vince Iswara menyebutkan sebanyak 64 persen pelaku UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan. Mereka yang bekerja keras dari dalam dapur atau mungkin warung kecil di depan rumahnya, tambahnya, mencoba membantu stabilitas ekonomi keluarganya.

“Kemajuan teknologi dan kemudahan akses investasi digital sudah selayaknya menghilangkan kesenjangan ini,” ujar Vince Iswara.

|Baca juga: Pertumbuhan Premi Asuransi Melambat, Pengamat Beberkan Sejumlah Biang Keroknya!

|Baca juga: OJK Bongkar Dugaan Fraud di Bank Woori Saudara, Ada Perusahaan Ekspor Terlibat?

Senior Director Government Affairs and Strategic Development Ant International Indonesia Wilson Siaha mengatakan digitalisasi bukan hanya soal peningkatan efisiensi bisnis, tetapi juga berperan penting dalam mendorong kepercayaan diri pelaku usaha perempuan.

“Transformasi digital tidak sekadar menjadi motor penggerak ekonomi keluarga, tetapi juga menumbuhkan keyakinan diri, menciptakan peluang baru, dan menginspirasi para perempuan lainnya di seluruh Indonesia,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BPD DIY Diganjar Peringkat idA dengan Prospek Stabil
Next Post AASI Sebut Jalur Keagenan Jadi Andalan untuk Tingkatkan Penetrasi Asuransi Syariah

Member Login

or