Media Asuransi, TANGERANG – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyoroti peningkatan signifikan populasi lansia di Indonesia sebagai tantangan besar bagi keberlanjutan sistem pensiun nasional. Tren demografi menunjukkan Indonesia sedang memasuki fase aging population atau populasi menua yang berisiko menekan ekonomi generasi muda di masa depan.
|Baca juga: 2 Pejabat Antam Dipanggil KPK, Manajemen Tegaskan Dukung Penegakan Hukum
|Baca juga: OJK Komitmen Dorong Manajer Investasi segera Dirikan DPLK, Sudah Tahap Apa?
Direktur Pengembangan Dana Pensiun, Asuransi, dan Aktuaria Kemenkeu Ihda Muktiyanto menjelaskan saat ini terdapat tiga tren besar yang harus menjadi perhatian bersama yaitu pertama, tingkat fertilitas yang terus menurun dalam beberapa dekade terakhir dan diperkirakan tetap rendah di masa mendatang.
|Baca juga: Kemenkeu Beberkan Kepesertaan Dana Pensiun Masih Rendah, Baru 23,6 Juta dari 144 Juta Pekerja Terdaftar!
|Baca juga: Pemerintah Sebut Dana Pensiun Bisa Putus Mata Rantai Sandwich Generation di Indonesia
Kedua, rasio ketergantungan atau dependency ratio yang diproyeksikan meningkat tajam pada 2030 hingga akhir abad ini. Ketiga soal peningkatan angka harapan hidup masyarakat seiring meningkatnya kualitas hidup masyarakat dan kemajuan teknologi kesehatan.
“Rata-rata penduduk yang pensiun di usia 55 tahun masih memiliki harapan hidup sekitar 22 tahun. Ini artinya memperpanjang masa pensiun yang harus ditanggung oleh sistem kita,” kata Ihda, di Tangerang, beberapa waktu yang lalu.
|Baca juga: Waduh! OJK Bilang Banyak Warga RI Belum Punya Jaminan Pendapatan Usai Pensiun
|Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Kaji Ulang Target Perlindungan bagi 70 Juta Pekerja di 2026, Ada Apa?
Ia menegaskan kombinasi dari ketiga tren tersebut membuat kebutuhan akan sistem pensiun yang impulsif, adaptif, dan berkelanjutan menjadi sangat mendesak. Sehingga tanpa reformasi sistem yang kuat, generasi produktif di masa depan dinilai berpotensi menanggung beban ekonomi yang semakin berat untuk menopang populasi lansia yang kian bertambah.
Lebih lanjut, Ihda menekankan untuk mendorong agar seluruh pemangku kepentingan dapat memperkuat ekosistem dana pensiun baik melalui program wajib maupun sukarela. “Kombinasi tren demografi ini menegaskan urgensi pembentukan sistem pensiun yang berkelanjutan agar Indonesia siap menghadapi era masyarakat menua,” pungkas Ihda.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
