Media Asuransi, JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyoroti besarnya peran perempuan dalam menggerakkan roda ekonomi nasional lewat sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Direktur Pengembangan Perbankan, Pasar Keuangan, dan Pembiayaan Lainnya Kemenkeu Adi Budiarso menilai perempuan menjadi aktor penting dalam menjaga ketahanan ekonomi keluarga sekaligus pilar strategis pembangunan nasional. Ia juga menekankan pentingnya pendekatan lintas sektor untuk memperkuat UMKM perempuan agar mampu bersaing di pasar global.
|Baca juga: Pertumbuhan Premi Asuransi Melambat, Pengamat Beberkan Sejumlah Biang Keroknya!
|Baca juga: OJK Bongkar Dugaan Fraud di Bank Woori Saudara, Ada Perusahaan Ekspor Terlibat?
“Sebanyak 98,6 persen usaha mikro dan 1,4 persen usaha kecil, mostly dikelola perempuan. Jadi, UMKM dikelola perempuan ini memiliki peran ganda bagi keluarga dan juga bagi perekonomian,” ujar Adi, di Jakarta, Kamis, 7 Agustus 2025.
Kemenkeu mencatat UMKM menyumbang sekitar 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Dari kontribusi tersebut, sebagian besar berasal dari pelaku usaha di daerah, termasuk UMKM yang dijalankan oleh perempuan.
Meski kontribusinya besar, namun pelaku UMKM perempuan disebut masih menghadapi sederet tantangan, di antaranya adalah akses permodalan, literasi keuangan, kesiapan digital, hingga hambatan ekspor. Untuk itu, Kemenkeu menekankan perlunya sinergi dengan banyak pihak guna mengatasi hambatan tersebut.
|Baca juga: Ada 3.858 Pengaduan Debt Collector di Sektor Fintech, Begini Sikap OJK!
|Baca juga: Nama Bos Investree Adrian Gunadi Tidak Ada di Daftar Buronan Interpol, Ini Respons OJK!
Dalam konteks ekspor, Adi menuturkan pentingnya kesesuaian dengan standar global, seperti prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Hal ini menjadi syarat penting agar UMKM dapat menembus pasar internasional, terutama Eropa.
“Kemarin kami lihat ada produk UMKM yang mau ekspor ke Eropa dengan prinsip ESG. Karena, di Eropa itu sudah mempersyaratkan UMKM untuk punya laporan yang ramah pada ekologi, sosial, dan governance,” jelas Adi.
Kemenkeu juga menyoroti pentingnya pembangunan governance capital agar pelaku UMKM tidak hanya melek digital, tapi juga mampu mengakses kredit digital dan sistem pembayaran formal. Langkah ini menjadi bagian dari transformasi untuk menaikkan kelas UMKM.
|Baca juga: Rockfields Properti (ROCK) Catat Pendapatan Rp67,07 Miliar di Kuartal II/2025
|Baca juga: Ini Tanggapan Bos Wahid Rockfields (ROCK) Usai Kena Suspensi dari BEI
Transformasi ini, lanjut Adi, diharapkan mampu memperluas kontribusi UMKM perempuan, dari hanya bertahan menjadi tumbuh dan menciptakan lapangan kerja baru. “Kami memiliki harapan yang sangat besar untuk UMKM yang khususnya dikelola oleh perempuan. Dan juga untuk UMKM lain untuk terus lahir dan menjadi penggerak ekonomi nasional,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News