1
1

Lembaga Think Tank Dituntut Mengedepankan Keilmuan dan Analisis yang Kuat

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bustanul Arifin dalam 30 Tahun Institute For Development of Economic and Finance (Indef) bertajuk 'Merancang Masa Depan: Think Tank bagi Transformasi Ekonomi Indonesia', di Jakarta. | Foto: Media Asuransi/Sarah Dwi Cahyani

Media Asuransi, JAKARTA – Sebanyak dua ekonom menyoroti posisi ideal lembaga think tank yang saat ini semakin kompleks. Mereka menilai pentingnya membangun fondasi yang kokoh dan bekerja dengan niat baik adalah cara untuk menjaga posisi think tank dalam jangka panjang.

“Menurut saya, kita harus punya fondasi yang baik. Baik dari fondasi secara individual maupun organisasi,” ujar Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bustanul Arifin, dalam Talk Show 30 Tahun Indef bertajuk ‘Merancang Masa Depan: Think Tank bagi Transformasi Ekonomi Indonesia‘, Kamis, 14 Agustus 2025.

|Baca juga: Bos OJK Akui Sudah Dikasih Bocoran dari Danantara soal Merger Perusahaan Asuransi BUMN

|Baca juga: Bos OCBC Bilang Kesepakatan Finansial dalam Rumah Tangga Kunci Atasi Bias Gender

Dirinya menilai jika lembaga think tank sudah mulai untuk berani meletakan fondasi atau menancapkan karang-karang yang kokoh seperti fondasi keilmuan dan fondasi analisis cukup kuat maka nantinya lembaga tersebut akan mampu terus berdiri tanpa goyah.

Kendati demikian, Bustanul mengingatkan, akan ada banyak tantangan. Namun, kesemuanya adalah salah satu bagian yang tidak terpisahkan. Selain itu, ia mengingatkan, sebagai lembaga think tank, jaringan yang dimiliki menjadi bagian penting.

Pasalnya, jaringan memungkinkan menjadi bantuan saat terjadi kondisi kritis. “Dan dengan seperti itu, baik individu maupun think tank, sangat mungkin masih akan terus jaya,” ujarnya.

|Baca juga: Indef: Indonesia Perlu Sumber Pertumbuhan Baru di Tengah Ancaman Ekonomi Global

|Baca juga: Indef: Banyak Lembaga Think Tank yang Kehilangan Independensi

Direktur The Smeru Research Institute Widjajanti Isdijoso menilai menjadi pelaku think tank harus dimulai dengan tempat dan niat yang baik. “Think jadi kita berpikir mencari keahlian yang utama. Tank-nya itu hanya dapat terima kasih,” ucapnya.

Dirinya menegaskan kontribusi think tank bukan hanya soal eksposur, tapi juga soal kebermanfaatan dan konsistensi di bidang keahlian. “Seperti tadi Pak Bustanul, tentunya kita harus sesuai dengan keahlian kita dan kita harus legowo,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Ketua DK LPS Ingatkan 3 Syarat Simpanan di Bank Dijamin oleh LPS
IHSG
Next Post IHSG Pecah Rekor, Berpotensi Tembus Level 8.100

Member Login

or