1

Lewat Paket Ekonomi 2025, Pemerintah Fokus Bangun Ekosistem Digital untuk Pertumbuhan Nasional

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. | Foto: Kemenko Perekonomian

Media Asuransi, JAKARTA – Teknologi digital dan kecerdasan artifisial (AI) terus berkembang pesat dan kini menjadi faktor penting dalam menentukan daya saing global. Sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia mengambil langkah strategis untuk memastikan transformasi digital berjalan inklusif sekaligus menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto, dalam keynote speech pada the 5th AI Innovation Summit 2025 yang digelar Komite Nasional Kecerdasan Artifisial (KORIKA) mengungkapkan, pemerintah telah meluncurkan paket kebijakan ekonomi yang memasukkan unsur digital sebagai salah satu prioritas.

|Baca juga: Harga Saham MNC Energy (IATA) Fluktuatif Bukan Karena Aksi Korporasi, Lalu Apa?

|Baca juga: Pemenuhan Ekuitas Minimum Perusahaan Asuransi pada 2026 Diminta Direlaksasi, Begini Respons OJK

“Saya ingin sharing paket ekonomi yang kemarin. Paket ekonomi itu memasukkan unsur digital. Ada 17 program, terdiri dari delapan program akselerasi untuk pertumbuhan ekonomi di 2025 dan sangat inklusif. Nah kaitannya dengan digital itu adalah program magang bagi lulusan perguruan tinggi,” ujar Airlangga, dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu, 17 September 2025.

Airlangga menjelaskan penguatan ekosistem digital menjadi prioritas pemerintah karena sektor ini tumbuh eksponensial dan berpotensi menjadi akselerator utama perekonomian. Program magang untuk lulusan perguruan tinggi diharapkan dapat mempercepat lahirnya talenta digital baru yang siap bersaing di dunia kerja.

Menurutnya digitalisasi kini menjangkau berbagai disiplin ilmu, tidak terbatas pada bidang teknik atau teknologi. Oleh karena itu, link and match antara perguruan tinggi dan sektor industri digital harus diperkuat.

|Baca juga: Garuda Indonesia (GIAA) Blak-blakan kepada BEI tentang Merger dengan Pelita Air

|Baca juga: OJK Diramal Restui Relaksasi Pemenuhan Ekuitas Minimum Industri Asuransi di 2026

Pemerintah juga fokus pada penguatan UMKM berbasis digital. Salah satunya melalui penyediaan co-working space di Tanah Abang dan Blok M sebagai proyek percontohan, yang rencananya akan diperluas ke 15 kota lain.

Di tingkat regional, Indonesia memimpin penyusunan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA), kerangka kerja digital pertama di dunia yang ditargetkan selesai tahun depan. Dengan kerangka ini, perekonomian ASEAN diproyeksikan meningkat dua kali lipat menjadi US$2 triliun pada 2030, dengan potensi kontribusi Indonesia sebesar US$500–700 miliar.

Indonesia juga menjadi negara ASEAN pertama yang menyelesaikan AI Readiness Assessment bersama UNESCO. Saat ini, pemerintah tengah mengimplementasikan Strategi Nasional AI yang mencakup tujuh fokus utama, mulai dari kebijakan, etika, riset inovasi, pengembangan talenta, hingga investasi.

Infrastruktur digital juga diperkuat melalui jaringan 5G, Palapa Ring, BTS, dan satelit orbit rendah (Low Earth Orbit Satellite). Pemerintah bahkan tengah mendorong hilirisasi industri semikonduktor. Indonesia saat ini sudah mampu melakukan assembling, testing, dan packaging semikonduktor untuk kebutuhan ekspor.

|Baca juga: Geger Indomie Soto Banjar Dilarang di Taiwan, Ini Penjelasan Indofood CBP (ICBP)

|Baca juga: Jasa Marga (JSMR) Cetak Laba Rp1,9 Triliun di Semester I/2025

Ke depan, penguasaan desain cip akan menjadi prioritas agar industri semikonduktor nasional semakin kompetitif. “Dalam setiap inovasi dan perkembangan, kita tidak boleh membuat policy yang eksklusif. Inklusif adalah kunci utama agar anak bangsa bisa terlibat dalam pengembangan ini,” ucapnya.

“Kita sudah punya pengembangan berbagai perekonomian yang sifatnya capital intensive. Jadi tentu tidak mudah bagi kita untuk membuat ini semuanya terbuka untuk masyarakat. Tetapi untuk digitalisasi, AI, wajib hukumnya kita buat kebijakan yang inklusif,” tutup Airlangga.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Yandex Perkenalkan Fitur Pencarian dengan Teknologi AI
Next Post Miris! OECD Catat Hanya 5% Kerugian Bencana di Asia-Pasifik yang Diasuransikan

Member Login

or