1
1

Mendag Pamer Kinerja Ekspor RI Tidak Goyah di Tengah Perang Dagang

Menteri Perdagangan Budi Santoso. | Foto: Kemendag

Media Asuransi, JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan kinerja ekspor Indonesia menunjukkan tren positif sepanjang Januari hingga Mei 2024. Hal itu dapat terjadi di tengah perang dagang yang sedang berlangsung dan diinisiasi Amerika Serikat (AS) hingga berdampak ke berbagai negara termasuk ke Indonesia.

“Sebenarnya kalau kita lihat sekarang ini, kita belum melihat ada gangguan perang dagang,” ungkapnya, dalam Seminar Nasional Kajian Tengah Tahun Institute Development of Economics and Finance (Indef) 2025 bertajuk ‘Masa Depan Ekonomi Indonesia di Tengah Perang Dagang dan Konflik Timur Tengah’, di Jakarta, Rabu, 2 Juli 2025.

|Baca juga: Pengumuman! Pemerintah Bakal Luncurkan Lembaga Baru untuk Kerek Produktivitas Masyarakat

Meskipun Indonesia sempat mengalami penurunan ekspor di April, namun saat itu sedang terjadi kondisi melihat dan menunggu terkait perkembangan perang dagang. Sedangkan sekarang ini situasinya sudah kembali membaik pada Mei dengan ekspor meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

“Jadi mudah-mudahan ke depan semakin situasinya semakin bagus, semakin kondusif dan sekarang juga misalnya masalah di Timur Tengah sudah mulai mereda dan sebagainya. Mudah-mudahan itu adalah hal yang positif supaya kinerja ekspor kita tetap berjalan dengan baik,” kata Budi.

Di sisi lain, juga terjadi surplus neraca perdagangan di Januari hingga Mei mencapai Rp15,38 miliar. Angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya Rp13,06 miliar. “Tentunya ini sangat membantu industri kita atau ekosistem ekonomi kita bisa berjalan dengan baik,” imbuh Budi.

|Baca juga: Tantangan Global Ancam Ekonomi RI, tapi Target 8% Bisa Dikejar, Asal…

|Baca juga: Beda Jauh dari Milenial, Ini Alasan Gen Z Sulit Merasa Aman Secara Finansial

Dari sisi mitra dagang, masih kata Budi, Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor utama Indonesia dengan surplus perdagangan sebesar US$7,08 miliar pada Januari-Mei 2024. Angka ini menggeser India yang biasanya berada diposisi teratas.

“Artinya mudah-mudahan kondisi ini terus berjalan walaupun kita masih proses negosiasi. Sekarang kalau tahap pertama kita sudah menyampaikan posisi kita. Artinya belum ada kesepakatannya. Jadi kita masih menunggu,” tutur Budi.

Lebih lanjut, dirinya menilai, Negara Paman Sam kemungkinan sedang menghadapi sejumlah masalah di perekonomian internal. Jadi sampai saat ini masih belum ada kesepakatan antara Amerika dengan Indonesia termasuk penyesuaian tarifnya akan seperti apa.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BI Menilai Inflasi Juni 2025 Tetap Terjaga
Next Post OJK Jatuhkan Sanksi Kepada Akseleran

Member Login

or