Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai tercapainya kesepakatan tarif antara Amerika Serikat (AS) dan Indonesia akan membawa dampak positif bagi perekonomian nasional dan sektor jasa keuangan.
Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK Mahendra Siregar menyebutkan kesepakatan ini menjadi sinyal positif di tengah membaiknya tren perekonomian global. “Kesepakatan Indonesia dengan Amerika Serikat untuk menurunkan tarif menjadi 19 persen dan menjadi salah satu tarif terendah di kawasan,” kata Mahendra, dalam konferensi pers hasil RDKB OJK, Senin, 4 Agustus 2025.
|Baca juga: Riduan Resmi Jadi Dirut, Berikut Daftar Lengkap Direksi dan Komisaris Bank Mandiri (BMRI)
|Baca juga: Profil Riduan yang Kini Jadi Bos Bank Mandiri (BMRI), Pernah Berkarier di BPJS Kesehatan!
Menurutnya penurunan tarif tersebut membuka peluang besar bagi produk-produk Indonesia untuk bersaing di pasar global, khususnya di AS yang merupakan salah satu pasar terbesar dunia. Posisi Indonesia juga dinilai lebih kompetitif dibandingkan dengan negara-negara lain yang masih menghadapi tarif tinggi dari AS.
“Diharapkan bisa menciptakan peluang yang meningkatkan daya saing Indonesia, terutama dibandingkan dengan negara-negara lain yang menghadapi tarif lebih tinggi dari Amerika Serikat,” ujarnya.
|Baca juga: Ancaman Kian Mengkhawatirkan, OJK Minta Masyarakat Waspada terkait Penipuan Berbasis AI!
|Baca juga: OJK Sebut Jabar Jadi Wilayah Paling Banyak Kasus Investasi Ilegal dan Pinjol, Kenapa?
Mahendra menambahkan kesepakatan ini sejalan dengan pandangan OJK bahwa meskipun kebijakan Pemerintah AS sebelumnya menimbulkan disrupsi besar, namun kesepakatan dagang menjadi masukan positif bagi pergerakan ekspor-impor, investasi, dan kepastian berusaha.
Hal ini juga didukung oleh proyeksi terbaru Dana Moneter Internasional (IMF) yang menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025-2026 dari 4,7 persen menjadi 4,8 persen, serta proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 dari 2,8 persen menjadi 3,0 persen.
“Terutama tadi kalau kita bisa memanfaatkan ruang terbuka dari pengaruh ekspor negara-negara lain, maupun perbaikan iklim usaha dan investasi di Indonesia,” ujar Mahendra.
|Baca juga: OJK Catat Kredit Bank Dikuasai Sektor Tambang, Kue Bisnis di UMKM Masih Minim
|Baca juga: Asuransi dan Reasuransi BUMN Bakal Dimerger, Bos OJK Beri Pesan Penting Ini!
Selain itu, lanjutnya, indikator ekonomi global menunjukkan tren pemulihan di atas ekspektasi, tercermin dari meningkatnya aktivitas manufaktur dan perdagangan internasional. Beberapa negara utama seperti AS dan China juga mencatat pertumbuhan kuartal II/2025 yang melampaui perkiraan pasar.
“Indikator ekonomi global menunjukkan tren membaik dan tercatat di atas ekspektasi. Ditunjukkan oleh kinerja manufaktur dan perdagangan global yang meningkat serta rilis pertumbuhan beberapa negara utama di kuartal ke-II 2025 seperti AS dan China yang lebih baik dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News