Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai perekonomian Indonesia masih solid. Kondisi iu ditopang oleh sektor manufaktur yang ekspansif dan surplus neraca perdagangan yang meningkat. Namun permintaan domestik masih lemah dan perlu diperkuat agar momentum pertumbuhan ekonomi tetap berlanjut.
Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK Mahendra Siregar mengungkapkan sejumlah indikator menunjukkan ketahanan ekonomi yang cukup baik meski tekanan global masih membayangi.
|Baca juga: Bos Antam (ANTM) Tambah Kepemilikan Saham, Beli 300 Lembar di Harga Rp3.190 per Saham
|Baca juga: Kartu Kredit OCBC Voyage Kini Bisa Tukar Miles ke Logam Mulia hingga iPhone
“Energi perekonomian domestik terjaga, dengan PMI manufaktur di zona ekspansi dan surplus neraca perdagangan meningkat,” ujar Mahendra, dalam konferensi pers RDKB, di Jakarta, Kamis, 9 Oktober 2025.
Kendati demikian, Mahendra menyoroti daya beli masyarakat dan tingkat konsumsi belum pulih sepenuhnya. “Perlu dicermati perkembangan permintaan domestik yang masih perlu didorong seiring dengan moderasi inflasi, indeks kepercayaan konsumen, serta tingkat penjualan ritel, semen, dan kendaraan,” katanya.
OJK, lanjutnya, akan tetap berfokus menjaga stabilitas sistem keuangan agar fungsi intermediasi perbankan bisa terus menopang ekonomi riil. “Kami terus memastikan agar sektor jasa keuangan tetap berdaya saing, resilient, dan kontributif terhadap pertumbuhan ekonomi,” ujar Mahendra.
|Baca juga: Airlangga Beberkan Sejumlah Strategi Pemerintah untuk Perkuat Ekosistem Syariah RI
|Baca juga: Ekonomi Syariah Diyakini Jadi Mesin untuk Capai Target Pertumbuhan 8%
Selain itu, OJK akan memperkuat sinergi dengan lembaga terkait dalam mempercepat pembiayaan produktif, terutama bagi sektor-sektor prioritas. Mahendra menilai kebijakan ini penting untuk memperluas lapangan kerja dan menjaga momentum pertumbuhan jangka panjang.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
