Media Asuransi, JAKARTA – Hingga akhir April 2024, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan penerimaan negara yang berasal dari pajak mencapai Rp624,19 triliun atau setara 31,38 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Berdasarkan komponennya, PPh Non Migas menyumbang pendapatan sebesar Rp377,0 triliun atau 35,45 persen dari target. Angka tersebut dikatakan Menkeu masih cukup on track, meski secara bruto tumbuh negatif 5,43 persen.
|Baca: Laba Manulife Indonesia Melonjak 225%
Selanjutnya, PPN dan PPnBM tercatat meraih pendapatan sebesar Rp218,50 triliun atau 19,20 persen target, diikuti PPh Migas sebesar Rp24,81 triliun atau setara 32,49 persen, serta PBB dan Pajak Lainnya yang mencapai Rp3,87 triliun atau 10,27 persen dari target.
“PPh Nonmigas turun karena ada penurunan dari PPh Tahunan, terutama untuk korporasi atau badan,” ungkap Menkeu, dalam Konferensi APBN Kita edisi Mei 2024, di Jakarta, dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa, 28 Mei 2024.
Tumbuh positif
Berdsasarkan jenisnya, mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif. Menkeu menyebut PPh 21 tumbuh di angka 41,4 persen atau naik tajam dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya sebesar 18,2 persen. Selanjutnya, pertumbuhan positif juga ditunjukan oleh penerimaan yang berasal dari PPh 22 Impor, PPh 26, dan PPh Final.
Pertumbuhan ini sejalan dengan resiliensi aktivitas ekonomi nasional. Meski demikian, PPh Badan masih mengalami kontraksi yang cukup dalam sebesar 29,1 persen.
“Untuk PPN kita masih melihat adanya pertumbuhan positif secara bruto, meskipun netonya kontraksi karena restitusi. Sedangkan untuk PPh Final dan PPH 22 Import lebih positif. Kita harapkan ini akan memberikan dampak yang positif pada perdagangan, dalam hal ini impor dan PPN kita,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News