1
1

Perdana Susun APBN, Prabowo Bidik Defisit 2,48% hingga Pertumbuhan Ekonomi RI Diprediksi 5,4% di 2026

Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pidatonya dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI & DPD RI Tahun 2025. | Foto: Media Asuransi/Angga Bratadharma

Media Asuransi, JAKARTA – Pemerintah menargetkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 sebesar 2,48 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan pertumbuhan ekonomi 5,4 persen pada tahun depan.

Target tersebut disampaikan Presiden Prabowo Subianto saat memaparkan Pidato Pengantar Nota Keuangan dan Rancangan APBN (RAPBN) 2026 dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI & DPD RI Tahun 2025, di Jakarta, Jumat, 15 Agustus 2025.

|Baca juga: Ketua MPR: Bangsa Besar Takkan Biarkan Kekayaan Dinikmati oleh Segelintir Orang

“Pemerintah yang saya pimpin berjanji di hadapan majelis ini, kami akan terus melaksanakan efisiensi, sehingga defisit ini ingin kami tekankan sekecil mungkin,” ujar Prabowo, dalam pidatonya.

Dalam RAPBN tersebut, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dipatok di kisaran Rp16.500 per US$, suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun di level 6,9 persen, dan harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada US$70 per barel. Lifting minyak diperkirakan 610 ribu barel per hari dan gas bumi 0,984 juta barel setara minyak per hari.

Pendapatan negara 2026 ditargetkan Rp3.147,7 triliun, naik 9,8 persen secara tahunan (yoy), terdiri dari penerimaan pajak Rp2.357,7 triliun atau naik 13,5 persen, kepabeanan dan cukai Rp334,3 triliun atau naik 7,7 persen, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp455 triliun atau turun 4,7 persen.

|Baca juga: Puan Soroti Bendera One Piece Jadi Simbol Kritik Politik di Media Sosial

|Baca juga: Prabowo: Tujuan Kemerdekaan adalah Merdeka dari Kemiskinan dan Penderitaan

Lebih lanjut, belanja negara dipatok Rp3.786,5 triliun atau naik 7,3 persen yoy, yang meliputi belanja pemerintah pusat Rp3.136,5 triliun atau naik 17,8 persen dan transfer ke daerah Rp650 triliun atau turun 24,8 persen.

Kemudian tingkat pengangguran terbuka turun jadi 4,44-4,96 persen, tingkat kemiskinan ekstrem di angka 0-0,5 persen, tingkat kemiskinan 6,5-7,5 persen, indeks kesejahteraan petani di level 0,7731, dan proporsi penciptaan lapangan kerja formal di kisaran 37,95 persen.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Sempat Pecah Rekor Lagi, IHSG Ditutup Melemah
Next Post Prabowo Tekankan Pentingnya Jalankan Pasal 33 UUD 1945 Demi Ekonomi Berkeadilan

Member Login

or