1
1

PLBN Jadi Embrio Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru di Kawasan Perbatasan RI

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono. | Foto: Doc

Media Asuransi, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya mengurangi disparitas dan memeratakan pembangunan infrastruktur khususnya di kawasan perbatasan. Salah satunya melalui pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang juga merupakan upaya pemerintah menjaga kedaulatan negara.

Setelah menyelesaikan tujuh PLBN pada pembangunan tahap satu, secara bertahap Kementerian PUPR tengah menyelesaikan lanjutan pembangunan PLBN tahap dua sesuai Instruksi Presiden No 1 Tahun 2019.

|Baca: Bidik Cuan, MAMI Gandeng HSBC Indonesia Luncurkan Reksa Dana Berbasis ESG

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan PLBN ini tidak hanya menjadi kebanggaan Indonesia sebagai bangsa besar, tetapi yang terpenting adalah fungsi pertahanan keamanan. Selain itu, sekaligus sebagai embrio pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan perbatasan Indonesia.

“Pembangunan PLBN tidak hanya sebagai gerbang masuk namun menjadi embrio pusat pertumbuhan ekonomi kawasan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan,” kata Basuki, dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa, 16 Januari 2024.

Sebanyak enam PLBN telah selesai pembangunan konstruksi

Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti mengatakan, pada gelombang dua hingga saat ini sebanyak enam PLBN telah selesai konstruksinya, yakni PLBN Terpadu Sota di Kabupaten Merauke Papua, PLBN Terpadu Serasan Kabupaten Natuna Kepulauan Riau, dan PLBN Terpadu Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat.

Kemudian PLBN Terpadu Sei Pancang Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, PLBN Terpadu Napan Kabupaten Timor Tengah Utara NTT, dan PLBN Terpadu Yetetkun Kabupaten Boeven Digoel Papua. Salah satu PLBN yang rampung dan beroperasi sejak Juli 2023 adalah PLBN Jagoi Babang. PLBN ini mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi baru bagi masyarakat di perbatasan.

“Pergerakan ekspor di sini sangat berkembang. Kami buka Juli 2023 itu ekspornya sekitar Rp3-4 miliar, di Agustus Rp5 miliar, dan September Rp6 miliar,” tutur Misdo Jerry Purba, salah satu pengelola PLBN Jagoi.

Pertumbuhan tersebut, tambah Misdo, tidak terlepas dari faktor jarak yang relatif lebih dekat ke Kota Kuching, Serawak, Malaysia. Sebagai perbandingan waktu tempuh dari PLBN Jagoi Babang kurang dari satu jam, dari Entikong 1,5 jam, Aruk lebih dari 1,5 jam, dan dari PLBN Nanga Badau 2,5 jam.

|Baca: Perlunya Memiliki Proteksi Finansial Keluarga di Tahun 2024

Saat ini mayoritas komoditas yang diekspor ke Malaysia melalui PLBN Jagoi Babang adalah hasil pertanian, seperti sayuran seperti petai, kentang, cabai, serta buah-buahan seperti buah naga, semangka, dan srikaya.

Salah seorang pedagang hasil sayuran Lihong mengatakan hasil pertanian berupa sayuran yang dikirim berasal dari Kabupaten Sambas, Kalbar, dengan nilai sekitar Rp7 juta per pengiriman. Sedangkan pedagang lainnya mengatakan bahwa satu truk buah-buahan bisa bernilai sekitar Rp10 hingga Rp14 juta.

PLBN Jagoi Babang dibangun pada 2020-2023 di atas lahan 16,4 hektare senilai konstruksi Rp225,7 miliar dengan lingkup pekerjaan bangunan inti, gudang barang dan transit, mess, kantor, wisma Indonesia, bangunan tower air, rumah dinas, pos jaga, power house, TPS, pasar perbatasan, gerbang titik nol, dan fasilitas lainnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bidik Cuan, MAMI Gandeng HSBC Indonesia Luncurkan Reksa Dana Berbasis ESG
Next Post Pendaftaran Sertifikat Tanah di Pekalongan Tembus 98%, Begini Respons Menteri ATR

Member Login

or