Media Asuransi, JAKARTA – Founder Rumah Perubahan sekaligus Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia Rhenald Kasali menyoroti melemahnya daya beli masyarakat Indonesia serta meningkatnya jumlah pengangguran muda.
Dirinya menyebutkan melemahnya ekonomi ini harus direspons melalui kebijakan konkret, salah satunya program magang bergaji bagi sarjana baru yang diluncurkan pemerintah. Menurut Rhenald tren viral seperti ‘Rp10 ribu di tangan istri yang tepat’ mencerminkan tekanan nyata pada rumah tangga. Artinya pelemahan daya beli terjadi berbarengan dengan beberapa hal lain.
“Beberapa hal lain itu adalah ketika daya beli melemah, rumah tangga sekarang sudah didorong untuk berusaha lebih kencang. Akibatnya kompetisi ini sekarang meningkat, jumlah pelaku usaha baik online maupun offline meningkat,” ujar Rhenald, dalam Media Briefing Wealth Wisdom 2025 Permata Bank, Selasa, 7 Oktober 2025.
Ia menjelaskan kondisi ini menyebabkan kompetisi antarpelaku usaha semakin ketat. Di sisi lain, pengeluaran pemerintah juga mengalami efisiensi dan pergeseran yang berdampak pada sektor pariwisata. “Jadi faktanya memang daya beli ikut terasa, kompetisi terus meningkat dan uang beredar hanya di kalangan tertentu,” ujarnya.
Namun di tengah tantangan tersebut, Rhenald menyambut baik kebijakan baru pemerintah yang memberikan peluang magang kepada lulusan baru dengan kompensasi sebesar Rp3,3 juta. Menurutnya langkah ini bukan hanya memberikan pengalaman kerja tetapi juga menghidupkan kembali daya beli masyarakat dari kelompok usia produktif.
“Saya menyambut baik langkah-langkah yang baru dilakukan yaitu bisa menciptakan daya beli dalam arti kata memberikan dorongan kepada para sarjana yang baru lulus. Itu hal yang baik,” kata Rhenald.
Dirinya menambahkan pengangguran muda saat ini berada dalam kondisi lampu kuning yakni mencapai 13-16 persen berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2025. Ia membandingkan angka ini dengan situasi krisis ekonomi di 1998 yang mencatatkan pengangguran muda mencapai 19 persen.
“Ini harus disesuaikan agar punya daya beli dan bisa menggerakkan ekonomi, UMKM. Sehingga ekonomi kita secara keseluruhan bisa bergerak,” tutup Rhenald.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News