1
1

Target Molor, Luhut Tetap Ngotot Family Office Rampung di 2025

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan. | Foto: Instagram @luhut.pandjaitan

Media Asuransi, JAKARTA – Pemerintah kembali menggenjot pembentukan regulasi family office atau Wealth Management Consulting (WMC) di Indonesia. Rencana ini sejatinya sudah digagas sejak era Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sempat ditargetkan terlaksana pada Februari 2025.

Namun, hingga kini implementasinya belum juga terealisasi. Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, progres pembentukan family office masih terus berjalan dan saat ini tengah memasuki tahap finalisasi.

|Baca juga: Laba Bersih Bank Jakarta Tumbuh 24,42% Jadi Rp421,18 Miliar di Kuartal II/2025

Ia menyebut Presiden Prabowo Subianto telah memberikan lampu hijau untuk melanjutkan rencana ini. “Saya kira masih berjalan, kita lagi kejar terus. Kita harap bisa segera diputuskan Presiden,” ujarnya, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 28 Juli 2025.

Luhut menambahkan pemerintah saat ini juga meminta masukan dari investor asing, termasuk dari Ray Dalio. Ia menegaskan pihaknya menargetkan regulasi ini bisa selesai tahun ini. “Tahun ini harus bisa,” tegasnya.

Sebelumnya, Luhut mengusulkan agar pembentukan family office bisa dilakukan sebelum pelantikan presiden baru pada Oktober 2024, namun target tersebut tidak tercapai. Ia menyebut pemerintah telah melakukan studi mendalam mengenai manfaat dari kehadiran family office untuk Indonesia.

“Presiden sudah setuju mengenai hal itu, kita mau cepat, kalau ketemu Presiden saya berusul bulan depan kita jadikan. Kita sudah studi kok, sudah lama kita studi,” ujarnya.

|Baca juga: CORE Indonesia Prediksi Pemulihan Investasi Masih Tertahan di Kuartal II/2025

|Baca juga: Legislator Bongkar Kebijakan Baru Pemerintah, Jualan Daring hingga Amplop Hajatan Kena Pajak?

Family office merupakan perusahaan atau entitas profesional yang mengelola kekayaan dan investasi keluarga super kaya (crazy rich). Model ini telah diterapkan di sejumlah negara seperti Singapura, Malaysia, dan Uni Emirat Arab, dan kini menjadi strategi global dalam pengelolaan aset.

Secara historis, konsep family office modern sudah ada sejak 1838 saat keluarga JP Morgan mendirikannya. Hingga Februari 2025, laporan Deloitte menyebut terdapat lebih dari 8.000 single-family office di dunia yang mengelola aset lebih dari US$3 triliun, dan angka ini diperkirakan tumbuh 75 persen pada 2030.

Luhut meyakini kehadiran family office akan meningkatkan daya saing Indonesia, terutama dalam menarik investor kelas dunia. Ia menyoroti Malaysia telah lebih dulu menawarkan insentif kompetitif kepada investor asing, dan Indonesia tidak ingin tertinggal.

“Kita tidak mau kalah dengan negara tetangga kita. Mereka Malaysia kasih insentif yang sangat kompetitif, kalau kita harus lebih kompetitif,” imbuhnya.

|Baca juga: Danantara Bakal Restrukturisasi Asuransi BUMN, Legislator: Pastikan Tidak Terjadi Moral Hazard!

|Baca juga: Dividen BUMN Tidak Lagi Masuk ke Kas Negara, Legislator Peringatkan Hal Ini ke Danantara!

Langkah ini juga disebut sebagai bagian dari strategi besar pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis investasi jangka panjang serta menciptakan iklim investasi yang lebih menarik di Indonesia.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BI Buka Peluang Pangkas Suku Bunga Acuan Lagi, tapi Syaratnya 3 Ini!
Next Post Bos BI Sebut Kredit Perbankan Tembus Rp8.059,79 Triliun per Juni 2025

Member Login

or