1
1

WHO Sebut Indonesia Bisa Pastikan Setiap Orang Akses Layanan Kesehatan Tanpa Kesulitan Finansial

Papan nama Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yang dipajang di Kantor Pusat WHO di Jenewa. Foto: AFP

Media Asuransi, GLOBAL – Laporan World Health Organization (WHO) dan World Bank Group tentang Universal Health Coverage (UHC) menyebutkan Indonesia mengalami kemajuan pesat dalam memastikan orang untuk mengakses layanan yang dibutuhkan tanpa kesulitan keuangan.

Perwakilan WHO untuk Indonesia N. Paranietharan mengungkapkan kemajuan Indonesia menuju cakupan kesehatan universal menjadi hal menggembirakan. Namun, dirinya tidak melupakan ada hal-hal yang masih tertinggal.

“Hari Cakupan Kesehatan Universal adalah pengingat bahwa kita perlu berinvestasi pada layanan kesehatan primer, memperkuat tenaga kesehatan kita, dan memastikan tidak ada seorang pun yang menghadapi kesulitan keuangan karena biaya kesehatan,” kata Pranietharan, dikutip dari laman World Health Organization, Senin, 15 Desember 2025.

Dirinya menyebutkan WHO mendukung Indonesia dalam upayanya untuk menutup kesenjangan dan membangun masa depan yang lebih sehat bagi semua orang. Laporan baru menunjukkan Indeks Cakupan Layanan UHC di Indonesia kini berada di angka 67, mencerminkan upaya berkelanjutan untuk memperluas akses dan perbaikan terkini dalam cara mengukur kemajuan.

|Baca juga: OJK Sebut Teknologi Digital Jadi Fondasi Penguatan Risiko Industri Asuransi RI

|Baca juga: Ancaman Bencana Alam Masih Tinggi, Asuransi Parametrik Bencana Bisa Jadi Solusi

|Baca juga: Bos Insurtech Australia Sebut Asuransi Parametrik Jadi Kunci Mitigasi Risiko Iklim di Indonesia

Metodologi yang diperbarui ini memberikan gambaran yang lebih jelas dan akurat mengenai sistem kesehatan Indonesia, sehingga memungkinkan pelacakan pencapaian dan area pertumbuhan yang lebih baik.

Ketika pendekatan baru ini diterapkan pada tahun-tahun sebelumnya, skor Indonesia adalah 66 pada 2021 dan 67 pada 2023, yang menunjukkan hanya sedikit peningkatan. Di berbagai bidang kesehatan, kinerja Indonesia berbeda-beda. Pelayanan terhadap ibu dan anak relatif kuat, namun masih terdapat kesenjangan dalam program keluarga berencana.

Pengendalian penyakit menular adalah bidang yang paling kuat di negara ini, namun layanan HIV tetap menjadi perhatian, dengan cakupan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan penyakit lainnya. Tantangan terbesarnya terletak pada penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes, di mana tingkat deteksi dan pengobatannya masih rendah.

Distribusi tenaga kesehatan juga merupakan hal yang perlu mendapat perhatian, karena banyak masyarakat, terutama di daerah pedesaan, kekurangan tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan.

Perlindungan finansial juga merupakan bagian penting dari UHC. Cara baru untuk mengukur kesulitan keuangan menunjukkan jumlah masyarakat Indonesia yang menghadapi biaya kesehatan yang tinggi telah berkurang hampir setengahnya sejak 2001.

Namun, risiko keuangan masih tetap besar, dengan sekitar 26,6 persen penduduk masih mengalami kesulitan keuangan akibat belanja kesehatan. Keluarga-keluarga termiskin terus mengalami kesulitan, dengan hampir sembilan dari 10 rumah tangga dalam kelompok berpendapatan terendah masih menghadapi kesulitan keuangan akibat biaya kesehatan.

|Baca juga: Pembiayaan Multifinance Hanya Tumbuh 0,68% Jadi Rp505,30 Triliun di Oktober 2025

|Baca juga: Akses dan Tata Kelola Jadi Tantangan Utama Insurtech Kembangkan Produk Asuransi Berbasis Data

|Baca juga: AAUI Tegaskan Industri Asuransi RI Siap Perluas Penerapan Asuransi Parametrik

Keluarga di pedesaan dan mereka yang memiliki anak atau orang lanjut usia adalah kelompok yang paling berisiko. Pola-pola ini tidak hanya mencerminkan kendala keuangan tetapi juga hambatan yang terus berlanjut dalam mengakses layanan kesehatan, bahkan bagi mereka yang memiliki asuransi kesehatan.

Untuk mengatasi tantangan ini, Indonesia mengambil langkah nyata. Kementerian Kesehatan, dengan dukungan WHO, memperbaiki cara pengumpulan dan penggunaan data kesehatan, dan bekerja sama dengan mitra untuk memastikan reformasi menjangkau mereka yang paling membutuhkan.

Upaya yang dilakukan baru-baru ini mencakup lokakarya untuk memperkuat kualitas data dan rencana untuk melacak cakupan kesehatan di tingkat lokal, sehingga provinsi dan kabupaten dapat menargetkan dukungan dengan lebih baik jika diperlukan.

Perjalanan Indonesia menuju cakupan kesehatan universal memerlukan investasi yang tepat sasaran dan kemitraan yang kuat. Dengan berfokus pada kelompok yang paling rentan dan menjadikan sistem kesehatan lebih tangguh, Indonesia dapat memastikan setiap orang, di mana pun, mendapatkan layanan kesehatan yang mereka butuhkan.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Percepatan Proses Klaim Banjir Jadi Kunci Tekan Krisis Reputasi di Industri Asuransi Umum
Next Post Pasar Asuransi Rumah Diperkirakan Tumbuh 8,32% hingga 2032

Member Login

or