1
1

Zulhas Targetkan IQ Anak Indonesia Naik Jadi 120 Lewat Program MBG

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan. | Foto: Media Asuransi/Muh Fajrul Falah

Media Asuransi, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menegaskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dirancang untuk meningkatkan kualitas gizi sekaligus kecerdasan generasi muda Indonesia.

Pemerintah menargetkan skor kecerdasan intelektual (IQ) anak Indonesia dapat meningkat ke level 120 melalui pemeriksaan gizi berkala. Zulhas, sapaan akrabnya menjelaskan, peningkatan gizi dipercaya dapat memperkuat fisik dan kemampuan kognitif anak. Pemerintah akan memantau perkembangan gizi secara periodik setiap enam bulan.

“Jadi makan ini penting karena akan membentuk kita, manusia. Yang dihidangkan agar anak-anak kita ini diukur enam bulan itu gizinya seperti apa, nanti enam bulan lagi gizinya seperti apa. Setahun lagi gizinya seperti apa. Kita berharap anak-anak kita nanti cukup kuat fisiknya, cerdas IQ 120,” ujar Zulhas, dalam acara Arah Bisnis 2026, Senin, 8 Desember 2025.

Data Badan Gizi Nasional (BGN) per November 2025 menunjukkan program MBG telah berjalan di 38 provinsi dengan 15 ribu dapur SPPG yang melayani sekitar 45 juta penerima manfaat. Pemerintah menargetkan cakupan meningkat menjadi 82,9 juta penerima manfaat pada 2026.

Anggaran sebesar Rp351 triliun disiapkan untuk mendukung program tersebut tahun depan. “Tahun depan, kita akan memberi makan 82,9 juta anak-anak, ibu hamil, dan balita, pada Maret (2026)” imbuhnya.

|Baca juga: Komisaris Utama Dideportasi, Ini Respons Manajemen Bangun Karya Perkasa Jaya (KRYA)!

Selain meningkatkan kualitas SDM, program MBG juga disebut memiliki dampak ekonomi. Zulhas menilai kebutuhan besar akan bahan baku pangan dapat menggerakkan ekonomi desa dan memperkuat daya beli petani dan nelayan.

“Bayangkan dampak dari kebijakan-kebijakanya, petaninya sudah bisa beli karena nilai tukarnya tinggi. Besok nelayannya tinggi karena sudah bisa mandiri. Waduh itu tuh kalau mau berdaulat di bidang ekonomi. Tidak mungkin Indonesia terang cuma dari Jakarta,” katanya.

Zulhas juga menyinggung tren penurunan rata-rata tinggi badan masyarakat Indonesia yang kini tertinggal dari China dan Korea Selatan, yang mencapai 175 cm dari sebelumnya 165 cm. Ia menilai asupan gizi menjadi faktor utama perbedaan tersebut, sehingga program makan bergizi harus dipahami sebagai bagian dari pembangunan peradaban, bukan sekadar bantuan sosial.

“(Penyebab penurunan tinggi badan masyarakat RI) Karena apa? Asupan makan. Kalau rakyat kita hanya bantuan beras 10 kilogram, bantuan tunai Rp300 ribu, bayangkan bagaimana gizinya?” tutupnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bayar Transportasi Umum dan Parkir Kini Lebih Seamless dengan QRIS Tap dari BCA (BBCA)
Next Post Maybank Indonesia (BNII) Perkuat Sinergi Lintas Batas dengan TSH Group

Member Login

or