1
1

Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV/2024 Surplus, Ketahanan Sektor Eksternal Terjaga

Ilustrasi neraca perdagangan. | Foto: freepick

Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV/2024 meningkat dibandingkan triwulan III/2024, sehingga menopang ketahanan eksternal. NPI pada triwulan IV/2024 mencatat surplus sebesar US$7,9 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus triwulan sebelumnya sebesar US$5,9 miliar.

“Kenaikan surplus NPI tersebut ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat serta defisit transaksi berjalan yang lebih rendah,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi yang dikutip Sabtu, 22 Februari 2025.

BI menilai, transaksi berjalan mencatat penurunan defisit seiring dengan kenaikan harga komoditas di tengah aktivitas ekonomi domestik yang tetap terjaga. Pada triwulan IV/2024, transaksi berjalan mencatat defisit sebesar US$1,1 miliar atau 0,3 persen dari PDB. Lebih rendah dibandingkan dengan defisit sebesar US$2,0 miliar atau sebesar 0,6 persen dari PDB, pada triwulan III/2024.

|Baca juga: Neraca Pembayaran Indonesia Kuartal III/2024 Surplus, Ketahanan Sektor Eksternal Terjaga

Perbaikan kinerja transaksi berjalan terutama bersumber dari peningkatan surplus neraca perdagangan barang. Terutama didukung oleh pertumbuhan ekspor nonmigas seiring dengan kenaikan harga beberapa komoditas utama ekspor Indonesia.

Di sisi lain, impor barang tetap tumbuh sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang meningkat pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru. Aktivitas impor barang tersebut meningkatkan impor jasa freight, sehingga turut mendorong peningkatan defisit neraca jasa.

“Selain itu, defisit neraca pendapatan primer juga tercatat lebih tinggi karena kenaikan pembayaran imbal hasil atas investasi langsung dan investasi portofolio sejalan dengan aktivitas ekonomi domestik yang terjaga,” jelas Ramdan.

|Baca juga: BI: Surplus Neraca Perdagangan Meningkat

Dia tambahkan, transaksi modal dan finansial mencatat kenaikan surplus, dari US$7,5 miliar pada triwulan III/2024 menjadi US$8,5 miliar pada triwulan IV/2024. Kinerja positif ini ditopang oleh investasi langsung yang tetap membukukan surplus seiring optimisme investor terhadap prospek perekonomian dan iklim investasi domestik yang tetap kondusif.

Transaksi investasi lainnya juga mencatatkan surplus didorong penarikan pinjaman luar negeri pemerintah dan swasta. Sementara investasi portofolio mencatat aliran modal keluar seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.

Secara keseluruhan tahun 2024, perkembangan NPI menunjukkan ketahanan sektor eksternal yang tetap kuat, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlanjut. NPI keseluruhan 2024 mencatat surplus sebesar US$7,2 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya yang mencatat surplus sebesar US$6,3 miliar.

Kenaikan surplus tersebut terutama didorong oleh kinerja transaksi modal dan finansial yang lebih baik. Transaksi modal dan finansial tahun 2024 mencatat surplus sebesar US$16,4 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus sebesar US$9,9 miliar pada tahun 2023. “Ditopang oleh aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi portofolio, di tengah berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global,” tutur Ramdan.

|Baca juga: Gubernur BI: Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Berlanjut

Sementara itu, transaksi berjalan 2024 mencatat defisit sebesar US$8,9 miliar atau 0,6 persen dari PDB, setelah mencatat defisit sebesar US$2,0 miliar atau 0,1 persen dari PDB pada 2023. Perkembangan ini dipengaruhi oleh penurunan surplus neraca perdagangan barang seiring dengan permintaan negara mitra dagang utama yang melemah di tengah permintaan domestik yang tetap kuat.

Posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2024 naik mencapai US$155,7 miliar, dari US$146,4 miliar pada akhir Desember 2023. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

“Ke depan, Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI, dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan pemerintah dan otoritas terkait, guna memperkuat ketahanan sektor eksternal,” kata Ramdan.

NPI 2025 diprakirakan tetap sehat ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut dan defisit transaksi berjalan yang terjaga dalam kisaran defisit 0,5 persen sampai dengan 1,3 persen dari PDB. “Surplus transaksi modal dan finansial didukung oleh aliran masuk modal asing, sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik yang lebih baik dan imbal hasil investasi yang menarik,” jelasnya.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Apakah Tren Bearish Pasar Kripto Bakal Lama?
Next Post Laba Bersih BCA Digital Melonjak 134,5 Persen di 2024

Member Login

or